14 || Gravity

1.2K 169 18
                                    

Aku membodohi diri sendiri dalam pemikiran. Ini kebohongan kalau kau berbohong padaku


••••••••


Musim panas adalah sebuah awal baru seperti neraka.

Panasnya terik matahari tanpa hembusan angin membuat bagi penduduk negera Korea Selatan lebih banyak menghabiskan waktu mereka di pantai atau bepergian keluar negeri.

Tapi tidak dengan Baekhyun. Pria itu tidak mempedulikan kulitnya sensitif akan sinar matahari yang menyengati tubuhnya yang sedang berjalan di taman tidak tahu dari apartemennya tinggal. Beberapa orang yang lewatinya menatapnya kagum. Bagaimana tidak-rupa wajah yang tampan dan manis itu menjadi perpaduan yang sangat cocok jika disandingkan dengan seseorang yang cantik dan polos.

"Ah, lihatlah dia tampan sekali." sekelompok gadis-gadis SMA yang sedang melewati menatap kagum ke arahnya. Baekhyun hanya balas tersenyum untuk menanggapi. Bukan ia sedang tebar pesona atau mencari perhatian. Hanya saja beramah-tamah sedikit saja tidak akan membuatnya rugi kan.

Jadi ia pun membalas sapaan setiap orang-orang yang ia temui walaupun mereka tidak kenal sama sekali. Hingga senyuman Baekhyun memudar ketika seorang pria datang mendekatinya.

"Baru putus saja sudah tebar pesona." Pria itu berdiri di hadapan Baekhyun yang sudah menatapnya tajam dan siap ingin menonjok wajah super licik itu. "Apa kau berusaha mengembalikan pesonamu untuk mencari mangsa baru?" Jongdae tertawa-sebenarnya ia juga tidak menyangka akan bertemu dengan Baekhyun disini karena ia memang ada urusan di sini untuk bertemu seseorang.

"Apa kau berencana menjadi penguntit?" Balas Baekhyun tidak ingin pria itu merendahkannya. Cukup saja ayahnya yang membuatnya hancur, pria ini tidak akan ia biarkan.

Lantas Jongdae menaikkan alisnya dan kemudian tertawa sambil memegang perutnya, "Sebegitu pentingnya kah kau harus aku awasi? Astaga. Aku tidak percaya kau terlalu percaya diri sekali."

Baekhyun mengidikkan bahu acuh, "Hanya memastikan bahwa kau tidak mencelakaiku lagi." ucapnya.

"Apa menurutmu aku begitu?" Jongdae menatapnya dengan tatapan menantang. "Kita lihat saja siapa yang akan menang. Kau atau aku?"

Baekhyun mengepalkan kedua tangannya berusaha menahan amarah yang sudah siap benar-benar ingin melayangkan sebuah pukulan di wajah Jongdae tapi urung ketika Jongdae memanggil seseorang yang tepat berada di belakangnya.

"Disini Park Jae In."

Sontak tubuh Baekhyun berbalik ke belakang dan benar di sana ada Jae In yang berdiri menatap mereka dengan tatapan sulit dibaca.

"Maaf aku lupa mengabarimu kalau aku sudah sampai." ucap Jongdae menghampiri Jae In yang masih diam di tempatnya.

Jae In menggeleng, "Tidak apa-apa, aku juga baru saja sampai." balasnya kini mengalihkan pandangannya dari Baekhyun menatap Jongdae disampingnya.

"Ayo, aku sudah tidak sabar ingin bermain lagi."

Jae In mengangguk dan membiarkan Jongdae yang merangkulnya.

Lama Baekhyun memandang mereka. Bukan tanpa alasan Baekhyun memandangi mereka begitu lama. Hanya saja rasa rindu yang semakin menyesak itu membuatnya marah dan merutuki dirinya sendiri. Jae In ada di depan matanya namun ia tidak bisa menggapai wanita itu lagi karena Jongdae telah merangkul bahu sempit itu dan membawanya pergi menjauh lagi darinya.

***

Chanyeol mengepalkan kedua tangannya sementara manik mata menatap nyalang ketika ia melihat Jongdae datang ke apartemen bersama adiknya. Pria sebagai kakaknya Jae In itu masih tidak terima ketika kemunculan Jongdae di pagi itu membuatnya kesal bukan main. Di tambah lagi ketika Jae In seolah tidak peduli dengan dirinya yang sedang marah dan ini ingin menghancurkan seisi apartemen itu.

Book 1 : Love Abuse [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang