3. She is not human

7.7K 389 34
                                    

Alaska terus memandang Syifa dari jarak yang agak jauh. Alaska sedang duduk santai di sebuah kursi panjang muat tiga orang, yang memang disediakan untuk pengunjung.

Alaska tak henti hentinya membatin sejak dari tadi saat menjemput Syifa.

She is not human!

Syifa, Syifa dan hanya Syifa yang ada dipikiran Alaska. Entah dukun darimana yang dibayar Syifa sampai membuat Alaska hampir gila, karena terus memikirkannya.

Syifa memakai T-shirt kebesaran berwarna merah muda sepaha yang dipasangkan celana jeans sepaha juga. Sneakers putih ditemani bandonya yang berbentuk pita warna pink semakin mempermanis penampilannya.

Eh, jangan lupakan masker yang masih setia bertengger di wajah gadis cantik itu.

Sederhana memang, tapi mampu membuat seorang Alaska tidak bisa melihat kearah lain selain dia. The power of Syifa.

"Aska, sini!"

Alaska mendekat kearah Syifa.

"Kenapa?"

"Aska bandonya lucuu!"

"Terus?"

"Ck, dasar gak peka!" kesal Syifa dan meninggalkan Alaska begitu saja.

"Aska jahat!"

"Gak peka!"

"Bikin kesal aja!"

"Kelaut aja sana!"

"Nyelam sambil minum air!"

"Yang banyak!"

"Biar cepet mati!"

"Eh jangan ding, gak rela"

Syifa terus berceloteh sepanjang jalan, merutuki Alaska yang sangat tidak peka sebagai seorang pacar.

"Aduhh!"

"Hati hati jalannya, jangan ngomel terus kesandungkan jadinya." Untung saja Alaska dengan sigap memegang tangan Syifa, jika tidak, selain kakinya yang tersandung dia juga akan terjatuh.

"Gausah pegang-pegang, deh!"

"Masih marah?"

"Siapa ya? Gak kenal!" kata Syifa dengan gaya songong andalannya, kedua tangan di pinggang, dan kepala sedikit mendongak menantang.

"Imutnya ... ." Alaska mengelus rambut Syifa.

"Hei! Dibilang gausah pegang pegang kok!"

"Salah sendiri, kok imut."

"Udah dari lahir, jadi gausah heran."

"Askaa! Syifa mau naik ituu!" tunjuk Syifa pada bianglala yang berputar di depannya.

See? Baru saja Syifa marah, detik ini dia sudah kembali ceria. Hanya karena bianglala yang tak sengaja dilihatnya saat memarahi Alaska.

"Ayoo cepetan!" Syifa menarik lengan Alaska tak sabaran.

"Iya sayang, pelan-pelan jalannya." Alaska pasrah, ia ikut saja kemana Syifa membawanya.

"Dua orang ya, Pak!"

"Oke Mas, dua orang lima puluh ribu."

"Ini pak uangnya!"

"Oke, makasih Mas."

"Iya,Pak"

Syifa berjalan duluan menuju bianglala yang pintunya sudah terbuka.

"Syifa, hati-hati!"

HERMOSA NIÑA (Pindah ke DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang