2

1K 152 6
                                    

Author POV

.
.

Satu bulan sesudah Kyungsoo menyatakan diri sebagai pewaris dan Direktur utama DO GROUP, sikapnya banyak berubah. Meskipun dalam beberapa kesempatan, sifat labilnya sebagai remaja timbul tenggelam.

Kyungsoo tidak lagi mengeluh tentang setelan yang kaku, dasi yang mencekik, atau rambut yang ia cat coklat itu dihapus dan menampakan warna asli rambutnya yang hitam.

Tapi ia masih kerap mengeluhkan sepatu yang ia gunakan. Beberapa kesempatan ia akan bekerja di kantor melepas sepatu kakunya dan mengerjakan berkas dengan bertelanjang kaki dibalik mejanya.

Tidak jarang juga Kyungsoo pergi ke kantor dengan pakaian yang ia pakai sehari-hari. Seperti jaket denim, atau sweater, ataupun kemeja non-formal sekalipun.

Seperti yang dikatakan Pelayan Yang, disini Kyungsoo Boss-nya. Apapun yang akan ia kenakan, tidak menyalahi aturan yang telah ia buat sendiri.

Tapi Kyungsoo hanya sesekali menggunakan pakaian semacam itu, dengan alasan menghormati pekerja lain.

Hari ini Kyungsoo berangkat ke kantor dengan sweater tebal, karena ia merasa sedikit kedinginanan. Menggunakan sepatu casual yang biasa ia gunakan untuk hangout, dulu.

Melangkah memasuki kantornya dengan sapaan-sapaan para karyawan, sesekali ia menanggapinya dengan anggukan.

"Yi-ssi, adakah jadwal meeting hari ini?" tanyanya pada sekretaris Appanya. Maksudnya sekretaris Tuan Do yang bertahan untuk menjadi sekretarisnya sekarang.

Yi Tae Jung. Pria 30 tahun itu mengingat jadwal apa saja yang menanti direktur muda-nya.

"Ada, Tuan. Dua klien dari China. Xi Luhan-ssi dan Huang Zitao-ssi. Keduanya membuat janji di Restoran-emm..-nanti saya cek kembali. Jam makan siang, Tuan"

Kyungsoo mengangguk, memilih untuk mematut dirinya pada sisi lift yang memungkinkannya untuk bercemin.

"Tuan terlihat pucat, sedang tidak enak badan, Tuan?"

"Benarkah?" tanyanya kembali.

Taejung menelaah wajah Kyungsoo. Setelah meminta ijin, tangannya menarik kelopak mata bawah Kyungsoo, lalu mengangguk mengiyakan.

Kyungsoo tidak merasakan kejanggalan apapun, selain lelah. Ia baru merasakan satu bulan beban yang Appa-nya kerjakan selama bertahun-tahun. Ia pikir, satu bulan bahkan tidak ada apa-apanya.

"Anda perlu di antar ke rumah sakit, Tuan?"

"Aku hanya kelelahan, Yi-ssi. Tidak usah membawa-bawa rumah sakit dihadapanku"

Taejung mengangguk, menurut pada direktur adalah kebiasaannya. Bahkan ia tidak merasakan perbedaan sifat Tuan Do dengan Kyungsoo. Keduanya sama-sama ambisius dan pekerja keras. Meskipun Taejung pernah merasa bingung dengan tingkah labil Kyungsoo, tapi ia bisa memakluminya.

Taejung kembali menatap Kyungsoo yang sedang memejamkan mata dengan kedua telapak tangan dimasukan pada celan denimnya.

"Tuan, kulihat rambutmu menganggu. Tidakkah kau risih saat itu menusuk matamu?" ucapnya. Kyungsoo membuka matanya lalu mendongak.

"Kau risih melihatku berambut panjang?" tanyanya balik, ia meniup rambut poninya yang mulai mencapai mata.

"Tidak Tuan"

"Tapi boleh juga, mataku kerap gatal karenanya" angguknya kemudian.

Taejung tersenyum mendengarnya. Ia menoleh dan mendapati Kyungsoo yang sedang mengusak rambutnya.

[2] LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang