13

817 135 32
                                    

Author POV.

.
.

Kyungsoo tentu tak akan menyerah tanpa perlawanan. Percuma gelar judo yang pernah ia dapat jika tidak diterapkan dengan sungguh-sungguh.

Kyungsoo melawan, semampu yang ia bisa. Hanya untuk mengulur waktu.

Ia yakin entah Jongdae entah Chanyeol, sebentar lagi datang. Ia hanya perlu menunggu, bertahan sebisanya.

"Bocah sialan!"

Lelaki itu mengumpat saat Kyungsoo berhasil memukul ulu hatinya. Memang tidak berefek banyak, tapi dengan itu ia bisa berkelit darinya untuk melompat ke balkon sebelah.

Lalu melempar segala pot kearahnya. Kyungsoo sudah tidak mempermasalahkan seni didalam bela dirinya, yang ia lakukan hanyalah membela dirinya --meskipun tanpa seni.

Memang jika pengamatan orang awam, mereka hanya bermain tanah dan bunga dari seberang balkon. Tapi begitu melihat siluet cemerlang ditangan salah satunya, semua tahu ini percobaan pembunuhan.

Kyungsoo tanpa sempat menghindari lemparan pisau si lelaki, tapi ia sempat berkelit dan hanya mengenai lengannya yang berbalut jas. Bukan luka serius dan ia tersenyum bangga.

Lemparan berikutnya hampir mengenai kepalanya. Berdengap sejenak lalu menggeram marah saat-

"Rambutku!" Pekiknya.

Helai-helai rambut merontoki wajahnya, dan anak itu berang bukan main.

Kyungsoo melompati balkon lagi, bukan melarikan diri, tapi menghampiri si pelaku yang masih tergugu mendengar lengkingan rendah Kyungsoo. Bisa-bisanya ia melamun di tengah misi-nya.

Sedangkan Kyungsoo menubruk tubuh si lelaki hingga terjerembab. Besarnya hampir dua kali lipat tubuh Kyungsoo, tapi anak itu sedang kalap.

Membabi buta mengamuki si lelaki tanpa celah.

Remaja yang mengamuk bukan momen yang bagus.

"Beraninya-kau! Rambutku!"

Saat Kyungsoo berhasil membuatnya hampir pingsan, pemuda itu menggapai alat komunikasi yang terjulur dari lehernya. Menariknya paksa hingga terputus.

Masih berusaha mengamuk, Kyungsoo terjungkal karena seseorang membantu pria dibawahnya. Berpakaian yang sama, ternyata rekannya.

Lelaki pendatang menodongkan pistol pada Kyungsoo, tapi seperti yang telah dikatakan, remaja yang mengamuk bukan momen tepat untuk diajak berkelahi.

Kyungsoo melempar bunga mawar padanya --beserta dengan potnya. Wajah si penodong dipastikan akan memar jika kita prediksi saat ini.

Suara tembakan menggelegar disusul suara runtuhan kaca.

.

Kyungsoo terhuyung-huyung. Rasanya seperti melayang, tapi sebenarnya ia sedang dalam gendongan seseorang.

"Ugh.." erangnya.

Chanyeol melambat demi memastikan Kyungsoo yang siuman dari pingsannya. Tapi agen itu kembali berlari panik menyusur lorong begitu melihat Tuannya meringis kesakitan.

"Bertahan, Tuan"

"Leherku sakit, bodoh! Turunkan aku!"

Chanyeol tertegun diumpati bocah yang sedang sekarat --itulah yang ia pikirkan.

"Turunkan!"

Chanyeol menurunkan Kyungsoo setengah khawatir setengah bertanya-tanya, kenapa setelah turun..

[2] LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang