10

722 135 18
                                    

Author POV.

.
.
.

Chanyeol terkejut.

Suara tembakan berasal dari lantai atas, rupanya itu Jongdae. Rekannya menembak dari jendela kamar Kyungsoo, sedangkan ia harus segera bangkit untuk mengejar peneror.

Langkahnya menjejak halaman dengan mantap, moncong pistolnya menyongsong angin mengarah pada targetnya.

DOORR!!

Chanyeol melepas satu tembakan dan kali ini ia mengenai entah bagian apa dari tubuhnya. Namun rupanya itu tidak membuat peneror itu berhenti atau bahkan memperlambat larinya. Justru makin kencang.

Merasa kehilangan jarak tembak, Chanyeol menghentikan laju tubuhnya dan menatap punggung orang berpakaian serba hitam itu kian menjauh.

Chanyeol menggapai belakang telinganya dan melapor pada Jongdae, kembali ia melangkahkan kakinya memasuki halaman dan menyebranginya dengan berlari masuk kedalam rumah.

Ia begitu terkejut melihat Pelayan Yang bersimpuh di lantai kamar mendekap Kyungsoo dengan erat. Wajah pemuda itu tenggelam sepenuhnya di perut Pelayan Yang.

"Ada apa?!" tanyanya panik. Tapi begitu mendapati Kyungsoo yang tersentak dan menoleh padanya, membuat Chanyeol sedikit lega.

Wajah Tuan-nya pucat pasi dengan mata terbelalak waspada ketakutan. Bisa Chanyeol lihat dari tempatnya berdiri, bibir pemuda itu bergetar hebat seirama dengan tubuhnya yang berguncang.

"Tuan, kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol seiring tubuhnya mendekat dan berlutut disamping Kyungsoo yang masih terkulai.

"Tuan Kyungsoo hanya mengalami shock, selebihnya Kim-ssi berhasil mengamankan kami, Park-ssi"

Chanyeol mengangguk mengerti, ia menatap Kyungsoo yang kembali tenggelam dalam dekapan Pelayan Yang.

Setelah membantu Pelayan Yang menjunjung tubuh Kyungsoo yang lunglai tanpa tenaga berarti ke kamar Pelayan Yang, kemudian ia berpaling pada Jongdae dan menghampirinya diambang jendela kamar Kyungsoo.

"Aku berhasil mengenainya, entah apa, tapi aku cukup yakin dia mendapat cidera" Chanyeol melapor dan Jongdae mengusap dagunya. Matanya terpaku pada radar pada ponselnya.

"Kau yakin pelurumu mengenainya? Pelacaknya hanya diam ditempat"

"Oh, entahlah. Kemungkinannya ada tiga. Entah tembakanku meleset, entah pelurunya berhasil ia buang dari tubuhnya, entah dia yang ambruk disana" ucap Chanyeol. Jongdae menggeleng.

"Kemungkinan tembakanmu yang meleset lebih meyakinkan"

"Oh, terimkasih Kim Jongdae-ssi" Chanyeol mencibir.

.
.

Keesokan paginya, Pelayan Yang membawa nampan makanan ke kamarnya. Semalam ia membiarkan Kyungsoo tidur di kamarnya, sedangkan ia sibuk menenangkan Kyungsoo yang meracau ribut dalam tidurnya.

Terlihat pemuda itu bergelung dibawah selimut Pelayan Yang. Alisnya bertautan dan kernyitan dahinya yang tidak terlepas dari wajahnya yang kuyu. 

"Tuan.."

Pelayan Yang berusaha membangunkan Kyungsoo dengan lembut, selembut yang pernah ia lakukan selama belasan tahun.

Selembut itu dan Kyungsoo terbangun terperanjat dan berniat melompat dari tempat tidur jika Pelayan Yang tidak menahan tubuhnya.

"AKU! TIDAK! JANGAN BIARKAN! OH, ASTAGA! YANG-SSI!!"

"Tuan tenanglah. Saya disini, kumohon! Ya Tuhan, Tuan Kyungsoo!"

[2] LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang