MIXTAPE #11 : Eunoia

4.4K 384 53
                                    

Wattpad : felixeus
Genre : romance, slice of life, basically a porn.

Namanya Felix, lelaki dengan jutaan rahasia tersembunyi dalam mata bening yang kian tampakan ekspresi datar.

Eunoia, tulisnya pada sampul buku berwarna keemasannya. Tak terhitung banyak kalimat berbasis luka tergenapi dalam benda pipih keemasan itu. Batinnya berteriak, tapi tubuhnya bukan apa-apa. Eksistensinya teragu, pemikirannya transparan, itu Lee Felix.

Matahari siap bertahta kembali ketika dua kehidupan itu saling tenggelam dalam pesona masing-masing yang sialnya membuat akal sehat tak lagi ada dalam kontrol. Pagutan dan kecapan manis keduanya terlepas ketika suara dentingan dari ponsel milik yang muda berbunyi. Diam-diam yang tua menyumpahi eksistensi dari benda persegi nan mengganggu itu.

"Aku harus doa pagi, kamu lupa sholat subuh lagi kan, kak?"

Changbin-atau yang baru saja dipanggil kak-hanya memberikan senyum tipis menanggapi kalimat retorik milik sang kekasih. Ah, kekasih ya? Lima bulan menjalin kasih membuat mereka seakan miliki satu dunia dengan segala keburukannya.

"Hehe, iya ini mau."

Felix mengangguk samar, tangannya sibuk mencari Alkitab yang seingatnya selalu ia letakan di atas nakasnya. Rambut dan kalung berbandul Salib dengan emas murninya bergoyang kesana kemari seiring tubuhnya yang ikut bergerak ke kanan dan ke kiri mencari buku tebal kesayangannya.

"Kemarin kamu taruh di sebelah Alquran kakak, Lix." Suara Changbin menginterupsi dan membuat Felix segera membalik badan dan tersenyum bodoh. Ia langsung melompat dari kasurnya dan berlari ke arah ruang doa milik mereka berdua.

Tak lama setelahnya, Felix menyembulkan kepalanya ke arah luar ruang doa mereka dan menatap Changbin yang tak juga bergerak dari tempatnya.

"Kak? Kok diem aja disitu? Ayo doa."

Changbin terkekeh pelan kemudian dengan perlahan ikut menyusul lelakinya menuju ruang yang dimaksud. Keduanya segera berdiri di posisi masing-masing dengan Felix yang berada di kiri dan Changbin di kanan. Ketika dirasanya posisi mereka sudah cukup betul, Felix segera berlutut dengan tangan yang melipat di depan dada, sedangkan Changbin mulai bersedekap. Keduanya memejamkan mata dengan tenang sebelum memulai sesi doa mereka.

"Ya Allah, hamba ingin kiranya Felix ikut hamba, percaya sesuai apa yang hamba percaya, dan berjalan di jalan yang juga hamba jalani."

Tanpa Changbin ketahui, tak ada satupun kata luput dari pendengaran kekasihnya. Demikian juga Changbin tak luput mendengar dengan sebuah bisikan samar terlontar dari belah bibir favoritnya. Ia dengar bisikan yang meski lirih namun jelas. Dari suaranya ia tahu itu sebuah tangisan, namun ia menahan keinginannya untuk setidaknya menoleh.

Hingga Changbin kembali ingin menangis ketika ia mendengar satu kalimat lagi dari belah bibir Felix yang benar-benar berbanding terbalik dengan permintaannya.

"Tuhan, aku mau kak Changbin bersatu denganku. Aku juga mau dia ikut ke Gereja mulai sekarang."

~~~

Hari ini hari kuliah mereka berjalan seperti biasa. Changbin berjalan menuju gedung fakultas tekhnik dan Felix menuju fakultas psikologi, keduanya berpisah dengan kecupan manis sebagai ucapan see you later.

Felix menegang ketika dirasa sebuah tangan menepuk pundaknya. Ia ingin menangis ketika mendapati Jeongin, adik kandungnya berada di depannya dengan tatapan dinginnya. Ia hanya memberikan Felix secarik kertas sebelum berlalu dari tempatnya.

BONNE FÊTE • HAREM!FELIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang