•×• 5TH COLLABORATION PROJECT •×•
Harem!FELIX; Uke!FELIX
Oneshoot • T - M [WARN! NC SCENE INCLUDED! MATURE CONTENTS! 18+ REQUIRED!] • Various Genre
YAOI! STRAY KIDS IN YOUR AREA!
DON'T REPORT OUR BOOK! PLEASE GO AWAY IF YOU HATE IT!
-age switch -local AU -97-98l = XII, 99-00 = XI (except Felix)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mamski!"
Pekikan frustasi itu bergaung di seisi kamar, disusul dengan rengekan dramatis dari pemuda bersurai dirty blonde yang memegang konsol game.
"Ini udah jam berapa, Christopher Kieran Gumilang?!" Wanita paruh baya yang barusan mencabut kabel PS dari stop kontak itu melotot memandang anaknya. "Kamu nggak sekolah?!"
"Males, mam. Lagian udah selesai ulangan semester. Sekarang paling lagi sibuk diskusiin study tour."
"Nah!" Chan terlonjak saat ibunya memekik semangat. "Kamu mending ikut study tournya, biar pernah kamu sosialisasi sama temen-temen kamu, nggak diem aja di kamar main game."
"Ran punya temen kok, mam! Nggak perlu sosialisasi lagi."
"Temenmu cuma Soka sama Drian doang, kan? Udah sana-sana berangkat sekolah, daftar study tournya!"
"Tapi mam-"
"Mama yang bayar! Nanti semua biaya sama keperluan kamu mama yang tanggung."
Pemuda bersurai coklat itu menarik earphone di telinganya dan malas-malasan menuruti perintah ibunya. "Kenapa ma?"
"Mama denger, sekolah kamu mau ngadain study tour, ya? Nah, kan pas banget itu barengan sama mama-papa keluar negeri buat tugas. Kamu ikut study tour, ya?"
"Aku di rumah aja deh, ma."
Raut wajah ibunya seketika berubah, membuat pemuda itu meringis.
"ASOKA JISUNG ARARYA! KAMU KIRA MAMA NGGAK TAU KALO KAMU DITINGGAL SENDIRIAN DI RUMAH ITU BAKAL PARTY-PARTY?! MENDING KAMU IKUT STUDY TOURNYA!"
Jisung buru-buru mengangguk. "Iya oke siap mama!"
ⓒⓐⓣⓗⓐⓡⓣⓘⓒ ⓣⓞⓤⓡ
"Pa, bagi duit dong."
"Butuh berapa?"
"Em-sepuluh juta."
Pria paruh baya yang sebelumnya sibuk menekuni komputer itu mengalihkan pandang pada anak tunggalnya. "Buat apa, Audrian?"
"Eng-buat study tour!"
"Papa nggak percaya sama kamu." Pria paruh baya itu memandangi anaknya yang cengengesan. "Kalau kamu memang mau ikut tur itu, papa aja yang langsung daftarin ke sekolah kamu. Biar papa tau kamu beneran gunain uangnya buat bayar tur, bukan buat bayarin cewek-cewekmu itu."