TA: Kenapa?

735 51 11
                                    

Dingin, lapar, dan kebingungan adalah tiga kata yang menggambarkan betapa mengenaskannya pemuda yang duduk di halte selama tigapuluh menit yang lalu, yang tak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya itu.

Berkali-kali bus berhenti, tapi ia tetap berada di posisi yang sama. Menunggu. Entah apa yang ia tunggu sampai rela kedinginan dan kelaparan. Tangannya membuka tas yang ia bawa, mencari makanan yang sekiranya dapat ia makan.

“Roti? Ahh aku ingin nasi.” Tanpa minat dan selara, ia makan roti itu dengan mendumal. “Kenapa aku yang diusir? Kenapa tidak Yoonjung hyung saja. Menyebalkan!” Satu jam yang lalu, ia diusir dari rumahnya. Saat ia baru pulang dari kuliahnya, sang ayah menyeret untuk masuk ke dalam mobil dan kalian bisa lihat sekarang, seperti gelandangan yang tak tahu harus kemana.

Drett drett

Ponselnya berdering, ia buru-buru untuk mengangkatnya saat tahu bahwa yang menelfon adalah ibunya. “Hallo, ibu...”

“Sudah sampai, sayang?”

“Sampai apanya, bu?! Ayah tega menerunkan ku di halte seorang diri. Aku lapar, uang jajanku habis, aku tak tahu ini dimana... ibu aku mohon jemput aku kembali, aku ingin pulang... hiks...” Sang ibu hanya mampu tersenyum melihat kelakuan putranya itu.

“Kata ayah, kau tetap di halte saja. Lima menit lagi ada yang menjemputmu. Kau akan tinggal bersamanya, jika ada waktu ibu dan ayah akan mengunjungimu di Seoul. Jadi anak yang penurut ya sayang.”

“Tunggu, maksud ibu aku akan tinggal di Seoul? Lalu kuliah ku di Daegu bagaimana?” Tak ada jawaban, yang ada hanya suara sambungan telfon yang putus. Ia mendesah kecewa. Kenapa semua nampak mengejutkan?

Kaki mungilnya kembali melangkah menuju halte, entah harus berapa lama ia akan menunggu. “Aku benci kalian!”

“Apakah pantas seorang anak membenci orangtuanya sendiri?” Ia tersentak, mendongak ke atas saat ada orang lain selain dirinya. Betapa terkejutnya ia melihat manusia yang begitu... Begitu....

Tampan!!

“Kau... kau siapa?” Tanyanya sedikit takut.

“Min Yoongi, 19 tahun, aku tak punya banyak waktu untuk menjawab pertanyaanmu. Lebih baik kau ikut denganku.” Ya Ampun! Bagaimana sosok itu tau namanya? Pemuda mungil yang bernama Yoongi itu tak beranjak dari duduknya, ia hanya mampu bergeming. Ya kalian bayangkan saja, tiba-tiba ada orang yang mengajak untuk mengikutinya yang tidak kenal sama sekali, bukankah itu seperti motif penculikan mungkin.

Menghadapi orang seperti Yoongi harus sabar, buktinya Yoongi tak merespon sama sekali. Ia putuskan untuk meninggalkan Yoongi, dan pulang ke apartemennya.

“Mau kemana?! Aku.. aku ikut.” Dan yah yang perlu kita ketahui lagi adalah bahwa seorang Min Yoongi sangatlah labil.

-Take Away-

“Wah.... Apartemen mu luas sekali. Apakah kau seorang diri di sini?” Tanya Yoongi begitu mereka sampai di tempat tinggal lelaki yang Yoongi ikuti. “Tentu, mulai sekarang kau akan tinggal di sini bersamaku.”

“Aku tak mengenal mu, tuan.”

“Jungkook, Jeon Jungkook. Bukan tanpa alasan aku membawa sembarangan orang masuk ke apartemen ku, apalagi untuk tinggal di sini. Jika boleh ku katakan, aku sudah mengenal dirimu sejak lama dan berkat seseorang kau bisa tinggal di sini.” Jelas lelaki bernama Jungkook tersebut. “Apartemen ini hanya memiliki satu kamar. Dan satu lagi, panggil aku hyung.” Jungkook pergi setelah mengatakan semuanya pada Yoongi, entah Jungkook akan pergi kemana yang jelas Yoongi masih dalam mode bingung nya.

“Apa ini semua rencana ayah?” Dan Yoongi menggeleng sendiri atas pertanyaan nya barusan.

*****

Malam harinya, Yoongi di buat kebingungan. Ia berdiri mematung di depan kamar mandi yang berada di kamar Jungkook, eumm mungkin sekarang menjadi kamar mereka. “Baju ini sudah bau keringat, masa aku harus pakai lagi! Ya Tuhan bagaimana ini?” Sibuk dengan kegiatannya, Yoongi hanya bisa menghela nafas pasrah. Terpaksa ia harus memakai baju tadi pagi yang bau keringat.

Dengan langkah pelan, Yoongi bingung harus melakukan apa. Ia melihat Jungkook sedang berkutat dengan laptop dan berkas-berkas penting. “Apa yang kau lakukan di dalam? Kenapa lama sekali?”

“E-eum.. Ituu...”

“Pakai baju yang ada di samping lemari besar, mulai sekarang itu semua bajumu.” Yoongi melangkah menuju lemari yang lebih kecil di sana, membukanya perlahan dan menemukan berbagai macam baju yang sudah di susun rapi. “Hyung, apa baju ini semuanya besar?” Tanya Yoongi. Jungkook hanya tersenyum tipis melihat itu, dan Yoongi hanya bisa bengong. “Tubuhmu saja yang terlalu kecil. Aku akan ke ruang kerja ku, tidurlah.”

“Baiklah, terimakasih.” Jungkook mengangguk lantas pergi ke ruang kerjanya.

“Tidak terlalu besar sih, tapi ini sangat longgar di tubuh sexy ku.”


Tbc.....

Yoooo Kookga :v hehe

Take Away [KookGa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang