Yonggi dan Jungkook telah usai mengurus universitas baru untuk Yoongi di Seoul, mereka dibawa berkeliling universitas dan menjelaskan aturan-aturan yang ada universitas tersebut. Yoongi senang karena universitas barunya jauh lebih baik dari universitas lamanya, di sini lebih besar, lebih mewah dan semua fasilitas lengkap. Rasanya seharian berada di kampus tidak begitu buruk, ia bisa menghabiskan waktunya untuk di perpustakaan, lalu dilanjut bermain basket dan menyantai di atas rooftop.
“Kita lanjut beli perlengkapan belajar mu.” Ujar Jungkook yang sudah berada di dalam mobil bersama Yoongi. “Hyung, nanti sehabis ini kau akan langsung pergi bekerja?”
“Tidak. Memangnya kenapa?”
“Kalau begitu, kita beli bahan makanan ya? Ku lihat di kulkas hyung tidak ada apa-apa. Hanya kimchi, beer, dan buah-buahan.” Melihat Yoongi yang begitu perhatian membuat hati Jungkook menghangat, ia merindukan pemuda ini sejak lama. Sejak kejadian yang mengharuskan keduanya berpisah diantara janji mereka.
Keduanya telah sampai di pusat perbelanjaan kota Seoul, menyediakan berbagai kebutuhan mulai dari baju, makanan, alat-alat dapur, dan banyak lagi.
Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah peralatan belajar, Yoongi mulai memilah-milah buku, pulpen dan berbagi antek-antek nya. “Sudah hyung, ayo kita ketempat makanan.”
“Kenapa sedikit sekali?” Tanya Jungkook heran melihat Yoongi yang hanya membeli lima buku tulis, satu pulpen dan 1 buah pensil. Yakin dengan perlengkapan anak kuliahan sesedikit itu? “Ini lebih dari cukup hyung.” Jawab Yoongi dengan senyum gummy nya.
“Aku menolak itu! Cepat beli yang kau butuhkan.”
“H-hyung... ini lebih dari cukup.” Jawab Yoongi tak mau kalah. Tanpa persetujuan Jungkook mengambil apa saja yang dilihatnya dan memasukannya kedalam keranjang belanjaan. “Hyung hentikan itu, kau menghambur-hamburkan uang.”
“Tidak ada penolakan! Ayo kita ketempat makanan.”
***
Pukul lima sore hari, Jungkook dan Yoongi sampai di apartemen, dengan belanjaan yang terbilang cukup banyak.
“Hyung, boleh ku lihat dompetmu?” Tanya Yoongi sedikit menunduk takut. “Akan kau apakan?”
“Aku hanya ingin memeriksa uang hyung masih atau tidak. Belanjaan ini terlalu banyak, aku takut akan menguras isi dompetmu hyung.” Jungkook yang mendengar itu tertawa renyah, atau mungkin tertawa mengejek? Jika Yoongi sudah mengenal siapa Jungkook yang sebenarnya, ia mungkin akan dengan sengaja untuk menghabiskan uang Jungkook.
“Tidak usah memikirkan uangku habis atau tidak, yang harus pikirkan adalah bagaimana caranya agar memuaskan ku baik dari segi makanan dan kebutuhan biologis ku.” Yoongi tak sengaja menjatuhkan paper bag yang ia bawa, terlalu terkejut akan ucapan Jungkook tadi. Sudah Yoongi duga, ia dibawa oleh lelaki bejat.
Yoongi melangkah menuju dapur dengan perasaan campur aduk, antara sedih, marah dan kecewa. Ia tak menyangka akan diperlakukan dengan tidak hormatnya.
Sementara itu Jungkook yang berada di kamar hanya mampu mengulas senyum simpul. “Sebentar lagi, sebentar lagi aku akan mendapatkan mu Yoongi.”
-Take Away-
Pagi ini Jungkook bangun dengan suasana suram dan mencekam, tak seperti kemarin. Ia melihat ke samping tempat tidurnya sudah kosong, mungkin Yoongi bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk mereka. Dan benar saja saat Jungkook melihat langsung ke dapur, di sana Yoongi berdiri dengan baju yang sudah rapi.
“Selamat pagi.” Sapa Jungkook. Merasa sapaannya tak di jawab, Jungkook seolah-olah bertanya pada pemuda tersebut. Ada apa gerangan? “Min Yoongi.” Kalau begini, Yoongi membangun sisi gelap dari Jeon Jungkook. Ia tak suka di abaikan, ia tak suka jika seseorang tak mempedulikan nya, terlebih lagi itu adalah Min Yoongi.
“Se-selamat pagi hyung...” Jawab Yoongi terbata. Seakan paham dengan gesture tubuh Jungkook, Yoongi menunduk dan menggeleng pelan. Bahwa tidak terjadi apa-apa dan tak ada yang perlu dijelaskan.
“Hyung mandi saja dulu, lalu sarapan.” Tanpa basa-basi Jungkook langsung pergi ke kamar mandi, membuat Yoongi tertunduk semakin dalam.
Limabelas menit telah usai dan menampilkan Jungkook yang sudah rapi dengan setelan jas kantornya, lelaki tersebut terlihat lebih segar. Ia menghampiri Yoongi sedang melahap omlet dengan sedikit tak berselera. Jungkook tak acuh dengan semua itu, ia lebih memilih melahap roti dan secangkir susu.
Di perjalanan menuju kampus Yoongi, mereka berdua sepakat bungkam dan memilih asik dengan pikirannya masing-masing hingga mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di depan gerbang universitas Yoongi. “Belajar yang benar, jika sudah selesai hubungi hyung untuk menjemput mu.” Yoongi mengangguk, lalu berpamitan pada Jungkook dan dilanjut masuk ke dalam kampus.
“Ayah, sebenarnya siapa lelaki itu? Apa ayah berniat menjualku? Apa ayah tak sayang padaku? Kenapa ayah tega sekali melakukan ini semua?” Ya, Yoongi langsung mengadu pada ayahanda nya lewat sambungan telfon.
“Memangnya dia sudah menyentuhmu?” Tanya ayahnya dengan nada mengejek.
“Yoongi serius ayah!”
“Dengarkan ayah sayang, dia lelaki baik, dia hanya bercanda mengucapkan itu. Ayah menitipkan mu padanya bukan bermaksud untuk menjualmu, hanya permintaan nya untuk bisa menebus dosa padamu dan memenuhi janji kalian berdua. Sudah ya, ayah sedang dikejar deadline. Fighting urie seoltang!!” Sambungan terputus, menyisakan kebingungan Yoongi yang semakin menjadi-jadi. Drama apalagi yang Yoongi harus hadapi.
Setelah menelfon ayahnya, Yoongi memutuskan untuk memulai kelas pertamanya. Sedikit bingung dengan ruangan-ruangan yang ada di universitas ini, mungkin Yoongi belum terbiasa dengan universitas barunya. Hingga sekumpulan orang menghampiri dirinya. “Mahasiswa baru ya?” Tanya nya, Yoongi hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan lelaki yang jauh lebih tinggi darinya.
“Kalau tak salah, kita satu kelas hari ini. Mari ikut bersama kami, agar kau tidak tersesat nantinya.” Yoongi dengan senang hati menerima tawaran tersebut, ia bersyukur di hari pertamanya tak ada yang berniat jahat atau pembullyan padanya.
*
*
*
*Yoo welcome back gais:3
Hehe cuma pen nyapa:vNanti chapter dpn lebih byk kata... Ini cuma pgn nyapa aja 😅

KAMU SEDANG MEMBACA
Take Away [KookGa]
Fiksi PenggemarMenjadi calon istri seorang Jeon Jungkook memang menyenangkan, tapi di sisi lain Yoongi berperang dengan ingatannya yang hilang. Dari banyaknya ingatan, kenapa harus Jungkook KOOKGA