3

6K 280 11
                                    

"Lusa kita akan ke Korea"

Uhuk uhuk

Daniel tersedak mendengar penuturan Minhee.

Minhee memberikan segelas air pada Daniel.

"Ada apa?"

"Aku dipindahkan ke pusat"

"Itu hebat, nona merupakan ahli waris. Jadi harus pindah secepatnya"

Minhee tersenyum tipis, "Aku lebih suka disini".

Daniel terdiam. Pria itu mengerti apa yang diresahkan tuannya.

"Waktu Nona untuk sembunyi sudah habis. Sekarang waktunya Nona untuk menghadapi mereka. Aku tahu Nona bisa karena Nona orang yang kuat"

Sebenarnya Daniel sangat tahu jika Minhee tidak sekuat itu. Minhee menguatkan diri dan tegar demi Jasmine.

"Aku tidak mau bertemu dia.." lirih Minhee.

"Kalian bekerja di bidang yang sama. Cepat atau lambat, sengaja atau tidak, kalian pasti akan bertemu"

"Tapi aku belum siap"

"Siap itu bukan ditunggu Minhee-ya, tapi dibuat. Kau tidak akan pernah siap jika tidak menyiapkan diri"

Minhee tersenyum tipis, "Gomawo"

Daniel tersenyum hangat.

"Eomma dan paman sedang bicara apa? Bisa libatkan aku?"

"Kita akan pulang" ujar Daniel.

"Pulang kemana? Kan kita sudah di rumah"

"Ke negara asal eomma, Jasmine, dan paman, Korea" tutur Minhee.

"Tempat halmeoni dan harabeoji?" Jasmine terlihat senang.

Minhee mengangguk.

"Wahh asik" Jasmine tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Tapi.." Jasmine terdiam.

"Berarti nanti eomma bertemu mantan suami eomma. Apa eomma baik-baik saja?"

Sudah disebutkan bukan jika Jasmine memiliki pikiran yang dewasa? Perpaduan otak cerdas kedua orang tuanya membuat pemikiran Jasmine sulit ditebak, bahkan bisa nyambung jika ngobrol bersama orang dewasa.

Minhee tidak pernah menyembunyikan identitas Sehun pada Jasmine. Ia juga menjelaskan dengan perlahan kalau dirinya dan Sehun sudah berpisah, tidak bisa bersama kembali.

"Jasmine sendiri bagaimana? Senang tidak jika nanti bertemu appa?"

"Hemm" Jasmine menggosok dagunya dan terlihat berpikir.

"Sepertinya biasa saja. Mantan suami eomma kan tidak tahu aku ada. Dia akan kaget kalau aku tiba-tiba datang dan mengaku sebagai anak" dengan entengnya Jasmine berkata demikian. Berbeda dengan Minhee yang iba.

Minhee maupun Daniel tidak tahu bagaimana perasaan Jasmine mengenai 'appa'. Balita itu begitu santai dan tidak sedih meski tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah sejak dalam kandungan.

I Am HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang