Lohaaaaa..
Apa kabar semuanya?
Mohon maaf karena diriku ini dengan kurang ajarnya tiba-tiba muncul setelah ngilang berbulan-bulan🙃
Apa reader cerita ini masih ada? Moga aja masih yaa:')Kaget banget komentar di chapter sebelumnya hampir mencapai 100.
Bagiku di judul yang kecil ini komentar 90+ sudah sangat banyak.
Makasih buat para reader, kalian luar biasa 💕Melihat antusias dari temen-temen yang minta cerita ini UP, aku gali otak yang sudah tertutupi 'nyari cuan' ini buat kembali nulis.
Tadaaaa...
Inilah hasilnya. Semoga tidak gaje:')
Maaf ya kebanyakan kicau, selamat membacaaaa^_^
***
"Siapa nama ayahmu?" Sehun tidak tahan untuk tidak menanyakan identitas Jasmine.
Jasmine terdiam. Daniel pun tidak berniat untuk menyela. Dirinya tidak akan melarang ataupun mendorong tindakan yang akan diambil Jasmine.
Cukup lama terdiam, Jasmine akhirnya menjawab.
"Oh Sehun"
Brukk
Tas jinjing yang berada di tangan Sehun terlepas begitu saja. Darahnya seakan berhenti mengalir, sehingga tubuhnya tidak punya kekuatan.
Daniel tersenyum tipis, "Good job" bisiknya sambil mencium kening Jasmine.
Ting
Pintu lift terbuka, Daniel melenggang keluar meninggalkan Sehun yang masih mematung.
Jasmine menyimpan dagunya di bahu Daniel dan menatap Sehun lama hingga pintu lift kembali menutup.
"Bagaimana rasanya?" tanya Daniel sembari berjalan pelan menuju mobil.
"Aku penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya"
Daniel terkekeh, "Dia pasti akan berusaha mendekatimu".
"Bisa jadi"
"Jika benar, apa yang akan kau lakukan?"
"Kita lihat saja nanti" Jasmine mencubit kedua pipi Daniel dengan tangan mungilnya.
"Aigo aigo.. Padahal tadi menangis karena bertemu dengan ayah kandung" decak Daniel.
"Apa? Aku siapa? Dimana? Anda siapa?" Jasmine berakting amnesia.
Daniel tertawa melihat tingkah keponakannya. Ia membuka pintu samping kemudi untuk mendudukan Jasmine disana.
Brakk
Daniel hampir terlonjak karena kaget ketika ada sebuah tangan menahan pintu mobil hingga kembali tertutup.
"Tunggu sebentar.."
Daniel melihat Sehun terengah.
"Kenapa?" tanya Daniel pura-pura tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Happy
General FictionMembangun bahtera rumah tangga dengan kekasih yang sangat dicintai merupakan impian semua orang. Keluarga yang harmonis, dan juga anak manis. Siapa yang tidak tergiur? Tapi ternyata mendapatkan itu tidaklah mudah, apalagi bagi Minhee. Ratusan kali d...