Minhee tertegun melihat nama perusahaan yang dicetak tebal dan besar disana. Nama yang tidak asing dan selama ini mengganjal di hatinya.
"Sajang-nim!" Yiseul memanggil dengan agak keras.
Minhee menghembuskan nafas, "Nde?" wanita itu mendengar Yiseul dari tadi, tapi pikirannya kalut.
"Apa perlu saya jelaskan lebih detail mengenai perusahaan itu?" tawar Yiseul lagi.
"Tidak perlu, saya tau perusahaannya" jawab Minhee dengan tenang.
"Ahh baiklah"
"Kau boleh pergi"
Yiseul membungkuk kemudian berbalik pergi.
SM Corp, atau StarMoon Corporation.
Minhee sangat mengenali perusahaan itu, logonya pun masih sama. Hanya Minhee yang bisa menjelaskan dengan detail apa arti nama dan logo itu, karena Minhee lah yang membuatnya.SM adalah inisial dari Sehun Minhee yang disamarkan menjadi StarMoon.
"Dia masih menggunakan ini" Minhee tersenyum tipis.
Setelah membaca berkas, ternyata ada beberapa rancangan lama ciptaan Minhee yang menjadi best seller. Perusahaan SMC bukanlah perusahaan fashion yang memproduksi pakaian mahal dan limited edition. Perusahaan atau bisa disebut konveksi ini memiliki pasar kalangan menengah ke bawah sehingga harganya masih terjangkau.
"Omo, harus kah aku mengajukan royalti?" Minhee terkekeh melihat rancangannya yang best seller tidak hanya satu atau dua, tapi cukup banyak.
"Besok?" Minhee terkejut melihat meeting dengan SMC yang sudah dijadwalkan pada esok hari.
Minhee menekan tombol panggilan cepat pada telepon prabayarnya.
'Nde sajang-nim?'
"Sekretaris Min, besok ada meeting dengan Glory kan?"
'Meeting dengan Glory jadwalnya lusa sajang-nim' jawab Yiseul.
"Bisa percepat ke besok?"
'Lalu bagaimana meeting dengan SMC?'
"Kau wakilkan" putus Minhee.
'Nde? Bukannya Anda bilang akan turun langsung dalam proses kerjasama?'
"Aku memang turun langsung kan?"
Yiseul terdiam. Atasannya memang turun langsung pada meeting yang satu lagi.
'Algeseumnidda sajang-nim'
Telepon pun terputus.
'Kenapa dia menerima kerja sama ini?' gumam Minhee.
'Ah iya, diajak kerja sama oleh perusahaan besar, CEO bodoh mana yang sanggup menolak' gumamnya lagi.
Seperti biasa aku makan siang bersama Jasmine. Ini sama-sama pertama kalinya kami makan di kantin perusahaan, dan rasanya ternyata enak.
"Sudah makannya?" aku membersihkan nasi yang menempel di pipi Jasmine.
Jasmine yang tengah meneguk susu pisangnya mengangguk.
"Katanya lapar, kok makannya sedikit?" Daniel menyumpit nasi yang tidak dihabiskan Jasmine dan melahapnya sekaligus. Padahal nasi itu bisa menjadi beberapa suapan untuk Jasmine.
"Aku tidak suka kacang sama acar paman, rasanya aneh"
Sifat Sehun yang pemilih makanan menurun pada Jasmine.
"Itu ada bulgogi, kenapa tidak dihabiskan?"
"Pedas paman"
Tidak bisa dipungkiri jika hal yang disukai dan dibenci Jasmine 90% diturunkan dari Sehun. Termasuk tidak suka pedas, kacang, dan acar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Happy
General FictionMembangun bahtera rumah tangga dengan kekasih yang sangat dicintai merupakan impian semua orang. Keluarga yang harmonis, dan juga anak manis. Siapa yang tidak tergiur? Tapi ternyata mendapatkan itu tidaklah mudah, apalagi bagi Minhee. Ratusan kali d...