Sarapan Pagi

64 35 18
                                    

Di kampus
" Bil, lo harus pulang sekarang juga " kata Nara

" Apa maksud lo Nar? "

" Ini lo liat, ini kan pas lo Clubbing sama Reihan. Ada yang nyebarin Bil, semua orang di kampus ngegosipin lo. " sambil menunjukkan sebuah foto di handphone nya yang sudah tersebar di media sosial.

" Apa?  Siapa yang menyebarkannya Nar?  Siapa yang udah diam-diam ngambil foto gue sama Reihan. Gue kan udah lama nggak sama dia lagi ? " dengan nada khawatir kami sambil memasuki kelas.

" Gue juga nggak tau Bil, gue juga minta maaf ya soal Reihan. Gara-gara gue lo jadi kenal sama dia "

" Udah Ra gue udah maafin. Jangan bahas itu dulu ya "

" Ini nih yang didepan kita sok suci, tapi dibelakangnya malah kaya kelakuan orang-orang murahan " salah satu temanku di kelas menghinaku dan itu didengar oleh Daffa yang berada di pintu kelas kami,tetapi hanya aku yang menyadarinya.

" Iya yaa di depan kita dia kayak lugu gitu, gue nggak nyangka ternyata dia berkepala dua " sahut yang lain

" Eh udah deh lo semua nggak usah banyak omong, lo Anggi kan?  Yang waktu itu pernah di jemput sama om-om ? " kata Nara membelaku

Aku meneteskan air mata dan berlari keluar kelas melewati Daffa yang dari tadi hanya mendengarkan saja. Aku takut dia mengurungkan niatnya untuk melamarku. Walaupun dia sudah tahu dulu aku begitu tapi tetap saja namaku sudah tercoreng di depan publik. Sepulang dari kampus, aku melanjutkan tangisan ku di kamar. Tiba-tiba Daffa menelpon ku

" Assalamualaikum Bil, kamu siap-siap ya. Saya mau kerumahmu "

" Waalaikumsalam, Iya " aku hanya menjawab singkat karena rasa maluku

Aku bersiap dan menunggunya di ruang tamu. Ketika dia tiba, dia membawakan ku makanan dan berpesan untuk jangan lupa makan. Lupakan apa yang terjadi di kampus, pikirkan saja untuk hari esok. Aku meng iya kan nya lalu dia berpamitan. Pertemuan yang singkat namun mampu untuk membuatku tersenyum lebar. Tadinya aku sangat takut, tapi sekarang sudah sangat lega.

Besok harinya, teman-teman ku itu semakin parah.  Mereka memasang fotoku di mading. Sehingga semua mahasiswa lain bisa melihatnya. Tentu saja aku dan sahabat ku sangat marah, aku merobek foto itu. Aku sudah tidak bisa menahan emosiku lagi, amarahku meledak saat itu juga.

" Apa maksud kalian semua ini, kalian menyebarkan aibku dan lalu tertawa melihat ku menunduk. Apa sebenarnya kalian juga tidak punya dosa dan kesalahan?  Memangnya orang tidak bisa berubah?  Coba kalian yang merasa nggak pernah buat dosa sini silahkan maju " Teriakku dengan sangat marah

" Heh lo itu emang nggak tau malu yaa, udah sok polos masih aja belagu. Lo udah ketahuan belang nya Bil. Nggak usah sok lagi deh. "

" Woy lo itu manusia apa bukan sih. Bukannya lo selalu ngerayu cowok buat bayar kuliah lo. Hah jijik gue, di apain lo sama cowok-cowok itu? " Kata Nesa selalu membela ku

" Eh lo ngapain sih belain Nabila terus "

" Emang kenapa?  Dia sahabat gue "

" Kalian semua please dont be childish, kalian yang udah ngelakuin ini cepet lepasin. Kalo nggak, gue bisa laporin kalian semua. Lo tau kan ayah gue itu siapa. Jadi kalo kalian nolak ya nggak apa-apa.  Be quickly " teriak Vania pada mereka semua.

Lalu mereka bergegas melepas foto-foto ku dan segera pergi. Aku sangat geram pada mereka, hilang semangatku diberi sarapan pagi seperti ini. Memang benar aku salah, tapi tidak perlu bersikap berlebihan seperti ini. Kami berjalan menuju kelas dan tak sengaja berpapasan dengan Daffa, dia tersenyum tipis padaku sambil berlalu. Dan aku membalasnya dengan senyuman lebar.

Imam Terbaik Ku (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang