" Vania... Lo gerah nggak make tuh hijab, gimana yaa. Gue di kasih hadiah sama Mas Daffa, isinya gamis sama hijab. Dia pengen gue make itu Van "
" Sebenarnya sih iya Bil, aku juga ngerasa gerah banget make ini. Tapi gimana yaa jelasinnya, aku make ini bukan cuma karena Keandra,Bil. Tapi memang karena aku ingin berubah menjadi lebih baik. Tolong jangan ketawa, Okay? Aku ngerasa kita ini semakin tua, bukan semakin tambah sehat tapi semakin di datangi penyakit, dan usia kita pun pasti berkurang kan, nggak mungkin bertambah. Kita ini kan Muslimah, tapi kita nggak pernah menjadi Muslimah yang sesuai dengan akidah nya. Kita cuma Muslimah yang tertera di KTP kita Bil, bukan ada di dalam diri apalagi hati kita. Sebenarnya aku nggak enak sih bilangin ini ke kamu. Tapi coba deh kamu ingat-ingat waktu kita masih SMA, kita nggak pernah sholat kan paling juga waktu praktek aja sholatnya. Pakaian kita juga mini banget waktu itu dan kamu tau nggak di dalam islam itu sama aja dengan bertelanjang. Mereka yang seperti ini nggak akan masuk surga dan juga nggak akan mendapatkan baunya padahal bau surga itu dapat dicium dari perjalanan yang sangat jauh. Dan untuk orang nggak sholat, Sebab pertama yang menyebabkan mereka masuk ke neraka saqor adalah karena mereka meninggalkan shalat. Meninggalkan shalat merupakan kekufuran dan keluar dari agama. Baik meninggalkannya karena menentang kewajibannya atau meninggalkannya dalam keadaan mengakui kewajibannya. Kecuali orang yang meninggalkannya karena lupa dan tertidur. Nah kita ini kan sengaja Bil nggak sholat. Aku ingin hijrah, Bil. Kita jangan naif, dan kita harus kembali secara harfiah, Bil. Kita berdua pasti bisa kok, apalagi kamu kan sudah mau menikah dengan laki-laki yang agamanya Insyaa Allah baik juga, Bil. Kelak kamu akan mempunyai anak darinya dan kamu harus mempunyai bekal untuk anak-anakmu itu " jelas Vania sambil meneteskan air mata dan akupun juga ikut menangis mengingat aku sudah banyak dosa.
" Kalo sholat sih aku sudah mulai terbiasa Van. Tapi memakai pakaian ini terasa asing bagiku. Coba liat hijabnya Van. Panjang banget kan " Aku sedikit mengeluh ketika melihatkan nya pada Vania
" Kamu bisa mamulainya dari nol kok, pake yang nggak terlalu panjang dulu sampai kamu merasa terbiasa "
" Tapi Mas Daffa kecewa nggak yaa. Aku takut dia kecewa nggak menghargai pemberiannya Van "
" Semoga saja dia mengerti, Bil "
Aku dan Vania mengeluarkan uneg-uneg yang kami rasakan. Cara bicara kami pun sekarang agak lebih sopan daripada biasanya. Flashback itu hanya membuat kami menangis dan menyesal saja. Kami mulai merancang masa depan bersama. Vania pindah universitas karena dia ingin mendalami ilmu agamanya. Tentu itu membuat aku dan Nesa bersedih akan jauh darinya, tapi demi kebaikan Vania sendiri kami tentu harus saling support.
Aku sendiri sebenarnya masih bingung apakah melanjutkan pendidikan ku atau berhenti di tengah jalan seperti ini. Aku belum meminta pendapat calon suamiku itu. Pagi harinya, aku memakai hijab pemberian Vania yang tidak terlalu panjang, dan memakai gamis yang diberikan Mas Daffa. Aku sengaja tidak memakai riasan terlalu banyak karena aku ingin menemui Daffa dirumahnya bersama dengan Nesa untuk mengantar makanan yang sudah aku buat sendiri. Aku sungguh tidak tau mengapa jantung ku selalu saja bertambah semakin cepat setiap ingin bertemu dia. Saat aku akan menekan bel rumahnya, tiba-tiba dia membuka pintu dan terkejut melihat aku diluar. Dia sedikit menatapku, mungkin karena bingung melihatku berbeda hari ini.
Aku memberikan masakanku, dan dia berterimakasih. Tetapi dia menyuruhku menunggu sebentar, karena aku sudah membawa sesuatu maka aku juga harus pulang dengan sesuatu juga katanya. Ternyata dia memberikan ku sebuah Al-Qur'an berwarna hijau yang sangat cantik dan tebal sambil berkata kamu akan menemukan pertanyaan dan keraguanmu disini. Lantas aku tersenyum sambil bertanya dalam hati apa aku masih bisa membaca kitab suci ini, astagfirullah sepertinya aku sudah lupa. Aku berterimakasih dan pulang dengan merasa sedikit sedih karena sebenarnya aku berharap dia menyebut ku terlihat lebih cantik atau lebih manis dari biasanya. Tapi itu hanya keinginan ku yang mungkin tidak akan pernah terjadi sampai kami menikah nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Terbaik Ku (ON GOING)
RomansaBagaimana jadinya seorang perempuan yang dilihat dari penampilan nya adalah orang baik tetapi ternyata mempunyai sisi gelap di balik nya, dinikahi seorang dosen muda tertampan berdarah Indo-Turkey bernama Azhari Daffa Mohammed yang tidak pernah meng...