"Dan sebaik-baik istri yaitu yang taat pada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tak sukai membicarakan suatu hal yg tidak berguna, tak cerewet serta tak sukai bersuara hingar-bingar dan setia pada suaminya.” (HR. An Nasa'i)
🌼🌼🌼
" Apabila memang suami berbuat sebuah kesalahan, memang sudah seharusnya bagi sang istri untuk mengingatkan suami namun harus dilakukan dengan cara yang baik, tutur kata yang lemah lembut, tidak membentak atau menggunakan suara yang keras dan juga jangan sampai menyinggung perasaan suami sebab ada hukum istri melawan suami menurut Islam yang akan diterima apabila dilakukan. Istri yang menunjukan sikap kasar pada suami ataupun suami yang bersikap kasar pada istri memperlihatkan jika mereka memiliki akhlak yang buruk dan juga pengetahuan yang kurang diantara mereka. Dek, mungkin kamu belum terlalu mengerti tentang ini. Tapi tidak masalah, kamu bisa mulai belajar dari sekarang sebelum menikah dengan Daffa. Bicaralah dengan lembut dan bijaklah dalam mengambil kesimpulan bahkan dalam keadaan yang menurut mu janggal dan membuatmu tidak senang"
Kak Mutia bicara dengan sangat lembut kepadaku seakan aku sudah menjadi adik iparnya. Aku merasa malu karena aku tidak menampilkan sikap yang ramah bahkan saat kami pertama bertatap muka.
" Terimakasih kak, saya memang kurang belajar akan hal itu. Tapi saya akan belajar dari sekarang kak, maukah kaka juga memberikan ilmu kepada saya, dan mengajarkan bagaimana menjadi istri dan menantu yang baik. Saya juga meminta pendapat kakak perihal pendidikan saya, apakah saya harus melanjutkan pendidikan atau harus berhenti saja?"
" Insyaa Allah dek, siapa yang tidak mau membagikan ilmu nya kepada yang lain. Setelah menikah dengan Daffa, kamu pasti akan diajarkan hal-hal itu oleh dia, dek. Tentang pendidikan kamu, sebaiknya itu kamu diskusikan dengan Daffa setelah kalian menikah. Dia pasti sudah merencanakan sesuatu untuk kalian berdua"
Perbincangan kami saat itu sangatlah berpengaruh untukku, aku sangat bersyukur karena Mas Daffa mempunyai kakak sebaik ini.
Hari ini aku sendiri pulang kerumahku karena sebentar lagi calon mertua ku akan datang ke Indonesia dan akan menemui orangtuaku. Sebenarnya aku sendiri masih tidak menyangka bahwa aku akan menikah di usia yang muda, ini tidak pernah ada di pikiranku sebelumnya. Memang benar kata orang kalau jodoh itu misteri, kita tidak tau kapan dan siapa yang akan mengajak kita mengarungi hidup bersama di dalam sedih maupun bahagia, dan membimbing kita menuju gerbang Firdaus-Nya. Sekarang, aku sudah tau bahwa memang dunia itu hanya tempat kita diuji dan kita hidup di dunia sangatlah sebentar. Ketika kita meninggal dunia, harta yang pernah kita bangga-banggakan dan yang paling di anggap sebagai pengukur derajat tidak akan bisa menjadi penolong kita di akhirat, dan sebaliknya harta bisa menjadi penyebab kita masuk ke dalam api neraka. Kerena terlalu ingin memiliki harta, sebagian orang bisa saja menghalalkan segala cara untuk meraihnya.
Bisa juga dengan cara yang haram seperti mencuri, melakukan riba, mengambil hak orang lain, dan dengan korupsi. Hanya ada satu hal yang bisa menemani kita di dalam kubur nanti, yaitu amal sholeh. Semakin kesini, aku merasa pikiranku menjadi lebih dewasa daripada sebelumnya.
Sesampainya dirumah, orangtua ku sangat terlihat senang karena aku mengenakan hijab dan baju yg longgar. Aku sempat menangis di depan orangtua ku karena terharu dan sedikit sedih karena sekarang sebentar lagi tanggungjawab mereka padaku akan diberikan kepada suamiku . Selama dirumah, aku selalu belajar memasak yang belum pernah aku masak sebelumnya. Juga tidak lupa untuk membaca kisah-kisah islami untuk menjadi motivasi diri.Mas Daffa juga ada mengirimkan file lengkap tentang kisah para Nabi dan Rasul. Dari membaca seluruh cerita tersebut, aku berpikir untuk mengubah caraku berpakaian lagi. Pakaian ku sekarang mungkin masih mencolok dan masih terlihat mewah, ini bisa mengundang laki-laki untuk memperhatikanku. Apalagi aku sekarang hanya menggunakan hijab saja, ini belum sesuai dengan syariat yang seharusnya. Muslimah sebaiknya menggunakan khimar yang menutupi seluruh badannya, dan pakaiannya pun tidak boleh terlalu mencolok apalagi mewah persis seperti hadiah yang waktu itu diberikan calon imamku tetapi hanya satu kali saja ku kenakan dan khimarnya tersimpan rapi di dalam lemariku. Ahh Nabila, kamu sangat berubah drastis.
Aku segera mengajak Ibuku untuk berbelanja lagi membeli pakaian dan khimar yang ku inginkan, tak sengaja aku melihat sebuah abaya yang sudah satu set dengan khimar dan cadarnya. Aku membelinya empat pasang untuk ku berikan pada Ibu, calon Ibu mertua, dan kak Mutia calon kaka iparku tercantik. Baju yang sudah kubeli bersama Nesa dan Vania akan aku sumbangkan kepada yang membutuhkan. Sekarang semua isi lemariku hanya terisi abaya yang sederhana dan khimar serta cadar. Saat aku memandang sebuah cadar itu, aku terpikir untuk mengenakannya. Tetapi, aku masih ragu karena takut tidak istiqomah.
Setiap harinya tak terlalu terasa bagiku, aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk memperbaiki diriku sendiri. Lalu seminggu kemudian, calon mertuaku akan berkunjung kerumahku untuk membicarakan ulang tentang pernikahan kami. Padahal mereka baru 2 hari berada di Indonesia, pasti belum sempat bertemu dengan keluarga besar yang ada di daerah Aceh. Di pagi hari, Mas Daffa dan keluarga tiba dirumahku. Aku merasa sangat gembira, aku juga senang melihat Mas Daffa karena kami sudah lumayan lama tidak berjumpa. Semua berkumpul di ruang tamu kecuali aku dan Kak Mutia yang berada di dapur untuk menemaniku membuatkan minuman. Dan kata Kak Mutia sebaiknya aku tidak ikut mendengar perundingan itu, jadi dia mengajakku berbincang saja agar aku tidak bosan katanya.
Dia bilang acara walimahan kami nanti pasti berbeda dengan acara yang biasa aku lihat. Aku lupa mencari tahu tentang walimah, jelas saja aku bertanya apa itu Walimah.
" Walimah itu sama saja dengan resepsi pernikahan " Wahh pasti resepsi kami nanti berbeda dengan yang lain, pasti lebih mewah dan Islami gitu. Pikiranku mulai membayangkan kemewahan pada resepsiku.
" Tetapi, jelas sangat berbeda dengan yang biasa kamu lihat dan hadiri. Acara walimah kamu nanti di adakan di gedung. Dan disana akan dipisah antara perempuan dan laki-laki. Mungkin kamu terkejut mendengarnya. Tapi ini sudah menjadi kebiasaan keluarga kami "
Hahh? Akan dipisah? Ya ampun ini bukan sesuatu yang biasa, ini akan terlihat aneh untuk dilihat teman-temanku nanti.
" Kamu tau kan wanita itu tidak boleh berbaur dengan laki-laki yang bukan Makhram nya. Maka dari itu kita wajib menghormati mereka dengan memisahkan antara wanita dengan lelaki. "
Kesal rasanya tau bahwa resepsi ku akan terlihat aneh seperti itu. Tapi apa boleh buat, nanti setelah menikah aku bisa berbincang empat mata dengan suamiku. Aku tahu mereka dari keluarga yang baik-baik dan keluarga besar mereka pun juga begitu. Tapi bagaimana dengan keluarga, sahabat serta kolega dari Ayah dan Ibuku, mereka pasti akan merasa janggal dan melihat ini seperti sesuatu yang baru.
Tanggal pernikahan dan walimah kami sudah di tetapkan, karena orangtua ku berasal dari suku Sunda, maka aku dan Mas Daffa akan melaksanakan prosesi adat Sunda terlebih dahulu sebelum akad nikah. Tidak ada pihak yang keberatan akan hal ini. Akan tetapi karena jarak rumah kami lumayan jauh, maka keluarga Mas Daffa sementara tinggal dirumah saudara Ayahku selama masih melakukan prosesi adat Sunda. Aku dan sepupu ku yang bernama Desty sibuk mengurus undangan. Biasanya di undangan anak kolega Ayahku pasti ada terlihat foto prewedding mereka. Tetapi di undangan ku tidak ada foto kami, terlihat tidak romantis memang.
Membuat rasa cemburuku bergejolak. Bahkan disaat fitting gaun pun, aku tidak bersama Mas Daffa. Nesa dan Vania menghubungiku, memberitahu bahwa anak-anak dikelas sangat terkejut saat menerima undangan dariku. Mereka tidak tau bahwa aku akan menikah dengan dosen mereka sendiri. Sebagian juga mengejek bahwa Daffa di guna-guna olehku, aku sudah mengira mereka akan berkata seperti itu. Telinga ku sudah cukup kebal untuk menanggapi hal-hal semacam itu.
***
Dimulai dari Neundeun Omong Penjajakan dari keluarga Mas Daffa pada keluarga ku. Pada kunjungan silaturahmi tersebut keluarganya akan menanyakan apakah gadis yang hendak dilamar telah bertunangan dengan pemuda lain atau tidak. Lalu ada yang namanya Narosan ngalamar, yaitu prosesi lamaran dari keluarga Mas Daffa beserta kerabat terdekat dengan membawa seorang yang sudah lanjut usia untuk mewakili atau sebagai juru bicara. Pada saat pelaksanaan, pihak keluarga Mas Daffa menyerahkan Sirih lengkap dan uang pengikat (panyangcang) sebagai isyarat kesediaan untuk ikut membiayai pernikahan. Selain itu, juga menyerahkan cincin meneng atau cincin belah rotan yang diberikan sebagai tanda ikatan. Alhamdulillah acaranya berjalan lancar. Prosesi selanjutnya yaitu Seserahan (mawakeun) Prosesi ini menandai penyerahan dari Mas Daffa dengan membawa sejumlah perlengkapan untuk pernikahan. Diawali dengan seserahan lebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Terbaik Ku (ON GOING)
RomanceBagaimana jadinya seorang perempuan yang dilihat dari penampilan nya adalah orang baik tetapi ternyata mempunyai sisi gelap di balik nya, dinikahi seorang dosen muda tertampan berdarah Indo-Turkey bernama Azhari Daffa Mohammed yang tidak pernah meng...