1. dini hari

5K 392 12
                                    

tepat jam 2 dini hari, pemuda berahang keras itu beranjak dari pos saptam saat melihat sebuah mobil hitam keluar dari basement.

ia berlari menuju motornya lalu mengikuti mobil hitam yang sangat ia hafal plat nomornya.

B 4920 LDH

mobil itu berhenti di sebuah apartemen mewah, lalu tak lama seorang wanita yang umurnya sudah 29 tahun-an masuk kedalam mobil itu.

pemuda ini tak sadar giginya sudah mengertak dan tangannya mengepal. ia menahan emosi yang ada dalam dirinya.

hingga mobil hitam itu melaju dan ia tetap mengikuti mobil itu. tiba di sebuah jalanan sepi jeno menyerempet sedikit pintu mobil hingga lecet dan mematahkan spionnya.

ia tersenyum ketika pemilik mobil mengejarnya. lantas ia membelokkan motornya ke sebuah gang kecil yang membuat mobil itu tak bisa mengejarnya.

malam ini setidaknya jeno melepaskan emosinya, sedikit.

-

gadis berambut hitam itu merenggangkan otot-otot nya setelah berkutat dengan beberapa tugas sekolah.

ia turun kebawah lalu menuju ke dapur untuk mengisi perutnya yang lapar.

"ih kok nggak ada makanan sih." erangnya sembari membanting pintu kulkas. ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 3 pagi.

"ke minimarket nggak ya? ah nggak usahlah orang udah malem banget. ih tapi gue laper banget gimana dong." gumamnya.

kalau ngebangunin mamanya, kasihan.
kalau ngebangunin papanya, eh dia masih dinas ke luar kota.
kalau ngebangunin kakaknya, lah dia nginep di rumah temannya.

siyeon mengambil jaketnya lalu pergi ke minimarket 24 jam di depan kompleknya. bodoamat lapernya nggak bisa ditahan.

"totalnya lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah kak."

air muka siyeon berubah saat merogoh saku celana tidurnya yang ternyata kosong.

"kak?"

"bentar mbak." siyeon kembali merogoh sakunya yang-masih-kosong.

"silahkan kak mau bayar cash atau pakai kartu-"

"eum kayaknya dompet saya ketinggalan deh. bisa dibatalin nggak sih mbak?"

"duh, nggak bisa kak, ini belanjaannya udah masuk ke log pembeli hari ini soalnya."

"saya tinggal dulu deh kalo gitu buat ngambil dompet bentar. rumah saya deket kok mbak, di perumahan ini."

sialnya, kasir ini karyawan baru yang baru siyeon lihat. biasanya yang jaga bapak-bapak paruh baya yang suka curhat kalo siyeon membeli sesuatu disini.

sialnya lagi kasir perempuan ini tidak mempercayai siyeon.

"sori kalo ikut campur, tapi bisa gua pinjemin dulu nggak?" suara berat dari punggung siyeon membuatnya menoleh.

pemuda dibelakangnya hanya membawa satu cup mie dan soda ditangannya. rambutnya acak-acakan. bau badannya menyengat, siyeon bisa mencium bau rokok dan asap dari tubuhnya. dia memakai masker dan topi sehingga siyeon tak melihat terlalu jelas wajahnya.

"eh beneran?"

"iya." pemuda itu mengapit soda di lengan kirinya lalu mengeluarkan dompet dan menarik selembar uang. "ini. sekalian sama punya gua."

"makasih banget."

rasanya siyeon ingin mengucapkan lebih banyak terimakasih tapi nggak ah nanti terlalu lebay.

"kak, ini gimana aku kembaliin uangnya?" tanya siyeon.

"nggak usah dah."

"ih nggak mau lah, kak. kan-"

"nggak apa-apa, pulang aja dah, cewek nggak baik keluyuran jam segini." jawabnya.

"tapi, aku nggak enak. aku mau ganti uangnya." siyeon berseru keras ingin menganti uang pemuda didepannya.

pemuda itu menghela nafas, lalu kepalanya menoleh ke sekitar. matanya menangkap kedai kopi di sebrang jalan, tempat itu di dominasi oleh para pemuda yang sedang bercanda ria. tidak sepi tapi tidak ramai juga.

"lo mau gantiin uang gua?"

siyeon mengganguk cepat.

"temenin gua makan di situ." pemuda berbaju hitam ini menunjuk gerai kopi dengan dagunya.

siyeon menoleh ke arah yang ditunjuk lalu meringis setelahnya, melihat siapa yang berada di kumpulan pemuda disana.

"mau kaga?"

terpaksa dengan berat hati, "eum yaudah deh mau."

siyeon yakin seratus persen di antara kumpulan pemuda yang duduk tidak jauh darinya, mantan pacarnya pasti melihatnya.

"kalau boleh tahu, nama kakak siapa?"

"nggak usah pake 'kak' dah."

"loh emangnya kenapa?"

"kita seumuran." pemuda itu melepas maskernya, membuat siyeon terkejut.

"jeno???!"

"ck, masa lo nggak ngenalin suara gua sih, yeon."


-

hai semuanya hehe gue unpub+ubah cerita karena gue rasa cerita sebelumnya tuh kurang gitu, gue juga akan sering update (semoga)

juga di buku ini akan sedikit beda karena disini gue nggak akan fokus banget sama jeno-siyeon (ya awalnya juga gitu)

semoga gue nggak buntu di tengah jalan ya

komen dong biar gue semangat, tapi komennya jangan 'next' kayak gitu lah, komen yang bikin gue semangat.

panglimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang