awal jeno dan siyeon bertemu itu bukan di indonesia, melainkan di italia. mereka berdua bertemu tidak sengaja di jalanan italia.
sewaktu itu masih liburan akhir tahun, jeno datang ke italia untuk berlibur begitu pun dengan siyeon dan sekaligus ia menyambangi kakaknya yang kuliah di sana.
hari itu siyeon bosan di apartemen kakaknya, ia ingin pergi jalan-jalan juga makan, tetapi pas sekali hari itu kakaknya sedang sibuk dengan urusan per-kuliahannya.
jadilah siyeon nekat pergi sendiri, walau sebenarnya bisa menggunakan jasa delivery, tapi siyeon ingin jalan-jalan saja hari itu.
jalanan italia ramai, wajar sih hari itu juga akan mendekati natal. siyeon memasukkan kedua tangannya ke dalam coat-nya, karena sore itu udara cukup dingin dan salju turun.
tetapi sewaktu siyeon memainkan handphonenya sembari berjalan, ia tak sengaja menabrak seorang lelaki tua.
"cos'è questo?! non hai gliocchi?!!!" (apa-apaan?! kamu nggak punya mata?!!)
"oh, i'm so sorry, sorry." siyeon langsung membungkukkan badannya.
"sorry? devi pagare per scusarti!" kini semua pandangan mata tertuju pada siyeon dan lelaki tua itu. (kamu harus membayar untuk meminta maaf!)
siyeon kebingungan, ia sama sekali tak mengerti apa yang diucapkan lelaki tua itu. "sorry? can you say it in english? i don't understand what you say."
"give me some money." lelaki tua itu berucap.
"what? money for what?"
"scuse." (permintaan maaf.)
"what do you mean? wait, i call my sister."
"cosa intendi? just give me your fucking money." (apa maksudmu?)
"dude, you can speak english, why should i give you money? i was already apologized to you." siyeon sebenarnya takut tapi ini semacam memalak kan? dia nggak boleh diam. "halo? kak, ini ada orang yang mau minta uang gue tap-" siyeon tak meneruskan kalimatnya karena ada seseorang yang merangkulnya.
"vattene, idiota. non disturbare la mia ragazza, è meglio trovare un lavoro piuttosto che chiedere soldi a qualcuno."
(pergi, bodoh. jangan menganggu pacar saya, lebih baik mencari kerja daripada meminta uang kepada seseorang)"chi ti credi di essere?" (kamu pikir kamu siapa?)
"dovrei chiamare la polizia?" (haruskah aku memanggil polisi?)
lantas laki-laki tua itu mendegus kasar setelahnya berbalik dan pergi.
"thank you so much for helping me." ujar siyeon kepada pemuda yang menolognya.
"sama-sama. gua tadi denger lo ngomong bahasa indo."
"eh? lo juga orang indo?"
"iya."
"kenapa lo mau bantuin gue tadi?"
orang itu mengangkat kedua bahunya, "karena kasihan mungkin? lo tadi berani sih walau gue liat tangan lo gemeteran."