9. renung

1.4K 191 18
                                    

langit hari ini terlihat begitu suram, seperti sewaktu-waktu bisa saja hujan turun. orang-orang dijalanan melajukan kendaraannya dengan cepat, seakan tahu jika rintik-rintik hujan telah tiba. angin pun berhembus kencang, mencipta suasana sejuk yang disukai oleh gadis berambut hitam legam itu yang tiba-tiba tersedak oleh makanannya sendiri.

pemuda berjaket denim putih itu menggeser segelas minumannya. yang cepat-cepat diterima oleh siyeon.

"kamu nggak apa-apa?"

"iya gak apa-apa kok, cuman... kaget aja." jawab siyeon sembari meraih selembar tisu lalu mengelap bibirnya.

tau apa yang buat siyeon muak diantara segala kekurangan jeno? jawabannya adalah ia terlalu mementingkan orang lain dibandingkan dirinya.

kedengarannya lucu buat seorang jeno, tetapi itu memanglah fakta.

"aku... bener kan?"

"apanya?"

"keputusan aku."

"apanya yang bener, no? kamu tuh minta saran ke aku, aku udah ngoceh panjang lebar tapi kamu gak ikutin saran aku. sekarang ngeluh, keputusan kamu bener apa enggak, ya aku emangnya harus jawab bener gitu kalo keputusan kamu tuh salah?"

"tapi aku-"

"kasihan liat mama kamu tiap malem nangis diem-diem?" kata-kata siyeon membuat jeno seketika terdiam. seolah gadis itu bisa membaca isi pikirannya.

mereka terjebak dalam kecanggungan beberapa lama sampai jeno akhirnya beranjak dari kursi, lalu ia mengeluarkan selembar uang dari dompetnya dan pergi meninggalkan siyeon sendiri dengan satu kalimat.

"aku perlu waktu sendiri dulu."

jeno memang jarang marah, tapi kalau sekalinya marah ia bisa mengalahkan dari seramnya hiu

seperti biasa. benak siyeon berkata,

kenapa selalu begini?

aku juga gak selamanya mikirin dia

aku punya kehidupan sendiri

aku juga punya masalah sendiri

memangnya cuma dia yang punya beban hidup?

kenapa aku repot-repot ngurusin dia?

sepertinya cuma aku yang mau-mau aja ngurusin anak berandalan kayak dia

gak ada gunanya.

"nih kopi"

jeno hanya menganggukan kepalanya sembari menerima segelas kopi yang baru dibikinkan june.

"masih aman kan markas lo?" tanya june.

"iya, sejauh ini sih masih aman-aman aja, bang. tapi sih kayaknya akhir-akhir ini gua curiga deh ada yang ngintai markas gua."

"siapa? lo tau orangnya?"

"gak tau sih, gak jelas juga wajahnya. pokoknya setiap malem aja, sekitar abis magrib ada aja motor yang lewat tapi lewatnya pelan gitu kayak ngamatin sekitar."

"udah berapa lama?"

"gua jarang ke markas kalo malem akhir-akhir ini. tapi kalo kata anak-anak semingguan sih paling kayaknya."

"lo pada, pasang cctv kagak digerbang markas?"

"kagak. cuma setau gua di depan markas kan ada tiang listrik, nah ditiang listrik itu ada cctv-nya."

panglimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang