1. A Promise

133K 2.3K 72
                                    

Aku pengen sih pake cast, tapi stock cowok/cewek keren yang aku tau dikit dan aku kurang pinter cari cast yang tepat. Jadi sementara biarkan imaginasi yang bermain ya

🌹🌹🌹

Suasana di rumah itu tampak lengang seakan penghuninya tidak berada di dalam. Rumah berwarna putih yang besar dengan pekarangan luas juga rapi terawat.

Di Kamar utama seorang pria berusia empat puluhan terbaring di peraduan sedang tertidur. Suara nafasnya nyaris tak terdengar, bahkan kalau ada yang melihat, pasti mengira pria itu telah mati karena wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang kurus.

Seketika pria itu melotot dan menggulingkan tubuhnya terjatuh dari tempat tidur.

"Papaaaa!!!!" Teriakan histeris gadis berusia menjelang delapan belas menggetarkan dinding. Sambil terisak gadis itu berusaha mengangkat tubuh papanya yang terjatuh dari tempat tidur.

Perawat yang sedang keluar mengambilkan makanan tergopoh-gopoh kembali ke kamar utama dengan wajah memucat, karena khawatir bukan karena takut.

Dengan susah payah mereka berdua mengangkat tubuh pria itu kembali ke atas tempat tidur.

"Papaaa ...." Isak gadis itu, air mata mengalir dari kedua matanya yang bening. Mengalir lebih lambat di pipi yang ranum dan merah.

"Panggil Arya," bisik pria itu lirih kepada sang perawat. Ya sejak dua tahun yang lalu Pria bernama Sean Saka Zumora itu lumpuh dari pinggang ke bawah akibat kecelakaan.

Pria itu tersenyum lemah melihat gadis cantik di hadapannya, oh lihatlah betapa mirip dia dengan mendiang istrinya. "Putriku yang cantik."

Dia membelai pipi yang lembut dan basah itu, hatinya terasa sesak. Sudah lama ditinggal ibunya, sekarang dia akan ditinggalkan ayahnya begitulah kepedihan yang dirasakan oleh Sean.

"Papa, Seline lulus, Pa," bisik gadis itu, Seline Amaryllis Zumora. Masih mengenakan pakaian seragam putih abu-abunya. Nama Amarilis tersemat menjadi nama tengahnya karena istri Sean sangat menyukai bunga itu, begitupun taman mereka yang penuh ditanami bunga Amarilis dengan berbagai warna.

"Papa tau, anak papa sangat pintar dan cerdas."

Terdengar suara langkah tergesa menuju kamar itu.

"Bang Sean!" Teriak pria muda itu menghampiri tempat tidur.

"Om Arya, papa jatuh," rintih Seline pelan.

"Bang ... abang nggak apa? Kita bawa ke rumah sakit aja," ujar pria itu panik. Pria yang dipanggil Arya tadi sedang meeting di kantor, saat asisten rumah tangga Sean menelponnya.

"Arya." Sean menggeleng, dia mencengkram tangan Arya kuat.

"Ya, Bang." Pedih hati Arya melihat Sean dalam kondisi demikian, sejak kecelakaan terkutuk itu, Sean yang dulunya seorang yang gagah dan penuh semangat mendadak tak bisa berbuat apa-apa. Sebagian waktunya dihabiskan di atas tempat tidur. Sesekali kalau cukup sehat dia akan berjalan-jalan dengan kursi roda. Sean butuh orang lain untuk menopang dia.

Sean, pemilik perusahaan Zumzum Corporation yang bergerak di bidang ekspor hasil laut terbesar di kota ini, hasil perjuangan dengan darah dan air mata hingga perusahaan seperti saat sekarang. Perjuangan Sean bukan mudah, hanya Arya yang tau karena sedari remaja mengikuti pria itu.

"Arya, dengarkan ini keinginanku." Sean mengusir perawat dan asisten rumah tangganya keluar dari kamar.

"Ya bang, pasti bang." Mata Arya mulai berkaca. Sejak peristiwa itu Arya dipercaya oleh Sean untuk menjalankan perusahaan.

Good Morning, Uncle! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang