5. Kiss

67.4K 1.9K 24
                                    

Arya mengusap ujung bibir Seline yang belepotan saos.

"Jangan," kata Seline lirih, dia tidak suka terlalu dimanja saat ini.

"Kenapa jangan?" Arya malah bertanya.

"Biar aku saja." Seline mengeluarkan tissue dari tasnya, padahal ada tissue di atas meja.

Seline mengelap bibirnya dengan tissue itu, dan melakukan hal yang sama ke Arya. Arya spontan menarik tangannya, dia kaget.

Mata Seline berkaca, dia pikir Arya menolaknya.

Seline buru-buru membereskan kotak bekal itu. "Aku pulang."

"Seline. Maaf itu spontan."

Seline mengangguk. Dia beranjak dari kursi.

"Seline, kita mau belanja kan?"

"Aku bisa sendiri," kata Seline. Arya berdiri, menarik tangannya.

"Astaga kamu marah?" Arya kaget melihat hal sekecil itu membuat Seline marah.

Seline menggeleng kuat.

"Ya udah, maaf," kata Arya. "Kita belanja, nanti aku beliin selai strawberry yang banyak.

Mata Seline berbinar, dia suka selai strawberry dan anehnya selai itu langsung dia makan dari jarnya. Tanpa dioles ke roti terlebih dahulu.

Arya melihat wajahnya, ya ampun lucu sekali.

"Ya udah, yuk." Seline kembali ceria.

Seline melingkarkan tangannya di lengan Arya saat mereka berjalan keluar.

Karyawannya melihat mereka dengan mata yang nyaris keluar.

"Miya aku pulang," ujar Arya pada sekretarisnya itu.

"Eh iya pak."

Seline menunduk saja seraya berlari kecil mengikuti langkah kaki Arya, dia nyaris terseret.

"Aku kecepetan jalannya?"

Seline mengangguk.

Karyawan Arya berkerumun saat bosnya itu keluar.

"Miya, siapa itu?"

"Pak Arya lembut sekali ya."

"Tapi masih kecil apa itu adiknya? Tapi bukannya Pak Arya tidak punya adik? Cantik ya."

"Itu pacarnya!" kata Miya mengulangi, setengah berteriak.

"Heh!"

🌹🌹🌹

Tangan Arya penuh dengan kantong belanja sementara satu tangannya menggandeng Seline. Belanjaan mereka didominasi oleh barang-barang Seline mulai dari pakaian sampai bodycare.

Seline senyum senyum sendiri melihat betapa Arya sejak tadi tidak melepaskan gandengannya.

"Aw ...." Seline terjatuh.

"Seline." Arya meletakkan kantung belanjaannya dan mereka duduk di kursi panjang yang memang disediakan untuk pengunjung mall.

"Sakittt ...." erang Seline. Sepertinya kakinya terkelir.

"Tunggu di sini, aku antar belanjaan ke mobil dulu. Jangan ke mana-mana."

Seline mengangguk, Uhh ngeselin, kenapa dia harus jatuh sih?

Seline melihat kakinya sebenarnya tidak terlalu sakit, tapi biar saja, dia mau pura-pura terkilir biar bisa bermanja dengan Arya.

Seline melihat Arya datang masih dengan ekspresi panik di wajahnya, Arya berjongkok di depan Seline melepas wedges-nya. Mengurut kaki kiri Seline pelan. Oh God, makasih papa yang memintanya menikah dengan pria ini.

Good Morning, Uncle! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang