Aku (Jingga) apakah tergolong pemerhati yang baik? Baiklah jika ya, semoga aku tidak munafik.
Miris ketika melihat seseorang yang merasa nomor satu
Mengedepankan kedudukannya yang hanya sementara ia miliki
Hingga lupa diri, seolah dunia ini sedang merayakan hari kelahirannya
Akal dan hati nuraninya sudah tidak nampak
Senyum tipisnya yang sangat jijik untuk dilihat
Disini hanya sekumpulan orang sederhana yang mengedepankan rasa dan hati yang suci
Menggapai tujuan yang sama itu tidak hanya berasal dari kebanggaan dan kemampuan yang kita punya
Tetapi empati terhadap hal kecil, itu lebih bernilai besar dari pada keangkuhan yang kau tunjukkan
Materi dan gengsi yang kau gunakan
Kian tak sejalan dengan yang namanya 'ikatan'
Akankah kau sadar diri? Dengan siapa kau sebelumnya berpijak
Kemana arah langkah yang sejak awal kita jadikan tujuan untuk tetap terikat?
Akankah selesai saat ini?? Sekali lagi aku miris
Duniawi mampu mengalahkan sifat seseorang
Aku lelah, seolah-olah ingin begitu saja melepas
Karena apa yang telah di percaya, ternyata sedang asyik mengkhianati
Hahahah, lelucon yang klasik ketika mementingkan tanggung jawab
Dan mengabaikan keterpedulian sesama
Aku tertawa ketika melihat semuanya begitu cepat memorakporandakan lingkaran yang berisi impian
Ternyata senyumanmu cukup picik sesuai untuk orang munafik
Namun, cukup buang-buang waktu ketika kau mencoba jual mahal
Tapi pada kenyataannya, aku menepuk pipi sendiri
Semakin banyak orang munafik dengan mengedepankan senyuman manis
Menarik perhatian, hingga orang tersebut salah memberi perhatian
Yaampun, ketika menjadi pintar semakin terlihat luar biasa
Namun bernilai kosong, jika rasa pedulinya tidak lagi ada
Terlihat manis namun nyatanya pahit jika dicicipi
Sayangnya kau terlanjur lupa diri, sampai lupa arti hidup.
Keangkuhan itu seperti memberi makan ego, yang berujung semakin keras kepala tanpa ada rasa kemanusiaan.
Semoga lekas sadar diri, tapi tidak untuk kembali.
Kau gagal, untuk menjadi orang hebat. Selamat kau terlanjur dibodoh-bodohi kedudukan dan ketenaran duniawi.Untuk tenang, yang dihidupkan.