Aku jika ditanya mengapa, satu kata yang dapat terjawab
"Entah".
Mungkin menggerutu saat itu pun tidak baik
Atau aku yang tidak baik? Aku harus mematung? Atau lari tanpa kompromi?
Jika memang iya, aku tidak sedikit pun mempunyai pikiran untuk lari
Karena untuk apa? Lari itu membuat lelah, sungguh lelah
Aku hanya menikmati semuanya dengan banyak menghela nafas
Mencoba terus membuka pikiran agar tidak beku dibuatnya
Beberapa lagu ku putar berkali-kali, termasuk lagu kesukaanmu
Aku hanya ingin memintamu dengan satu kata, "Mari.."
Mengapa begitu? Karena aku tidak ingin berjalan dengan angan
Aku tidak ingin menunggu, ku ajak saja kamu lewat isyarat
Mungkin kelak jika bertemu akan ku sampaikan lewat lisan
Biarkan semua ini perlahan merangkak menuju harapan
Agar lebih baik lagi, kita sama-sama
Kalimat pun terbentuk dari rangkaian kata
Aku pun ingin memiliki rangkaian yang tidak sempurna tetapi lengkap
Itu jauh akan lebih kokoh, ku ulangi lagi "Mari.."
Beberapa paham bisa saja menghakimi kita
Namun pada penghujung harap yang aku tunjukan
Nyatanya, hampir semua yang aku ucapkan berujung doa
Kamu menghampiri, menggapai tanganku
Dengan lembut kamu tuturkan "Ayo, jalan lagi.."
Haru yang kurasakan begitu melebur, sungguh.
Tiada kalimat yang aku utarakan tanpa adanya makna yang mewakili sebuah perasaan
Begitupun dengan kata "Kita".Aku bersyukur sepenuhnya, semoga kelak angan selalu berujung baik.
Untuk tenang, yang dihidupkan.