Satu hingga beberapa purnama telah dilewati
Berdirinya pun masih belum membaik
Bagaimana batinnya?
Entah, mungkin saja ia masih mampu untuk di tebang
Atau ia masih ingin mengarungi badai paling mutakhir ini
Percayalah ia tak sekuat yang terbayangkan
Ia diam dan menelan semuanya
Ia berlari bukan berarti tidak ingin dikejar
Sering kali keras kelapa
Namun ia selalu ingat, disaat malam ia celaka, setidaknya kau ada
Sudah ia siapkan perasaan yang tulus untuk menyambut beberapa pahit yang akan datang
Tetap saja, manusia itu ada batasnya
Ketika mentari muncul dari ufuk timur
Segala sesuatu yang terjatuh hingga tersungkur, ia hempaskan.
Maka satu satunya jalan adalah ke atas,
Meraih apa-apa saja yang hilang, memperbaiki yang kurang.Untuk tenang, yang dihidupkan.