Bagian 1 (Pertemuan)

55 2 0
                                    

Aku terdiam menikmati kopi Americano yang aku pesan di sebuah Coffee Shop. Aku menikmati setiap tetesan air hujan yang mengalir deras diluar sana. Memang sudah menjadi kebiasaanku, pergi ke Coffee Shop sendirian dan duduk di dekat jendela. Pikiranku mulai melayang, melamunkan kenangan-kenangan indah bersama sahabat-sahabatku waktu SMA dulu. Aku sudah tidak pernah menghubungi mereka lagi sekarang. Diriku benar-benar merindukan mereka sekarang!

Seketika aku menghentikan lamunanku, aku melihat di antara derasnya hujan, terdapat seorang pria tampan mengenakan seragam polisi yang berlarian tanpa membawa payung menuju Coffee Shop tempatku bersinggah. Terlihat dia memasuki Coffee Shop dengan basah kuyub dan terlihat dia sedang berusaha mencari seseorang yang akan ia temui. Namun, pria tersebut justru mengarah kepadaku. Aku terdiam dan tidak menyadarinya.

"June!?" pria tersebut memanggil namaku berulang kali. Hingga dia menepuk bahuku dan aku baru menyadari kalau dia adalah tunanganku, Daniel. Diriku tak kuat menahan tawa, bagaimana bisa aku tidak mengenali kekasihku sendiri.

"Huh, pantas saja. Kau lupa memakai kacamata." Ucap Daniel kesal.

"Aku tadi terburu-buru, aku sangat rindu padamu bodoh!" Teriakku sambil meneteskan air mata karena sudah 1 tahun aku tidak bertemu dengannya semenjak ia ditugaskan di Kalimantan.

"Tenang saja, sebentar lagi ini semua akan berakhir, dua bulan kedepan aku akan kembali lagi ke Jakarta dan aku akan segera menikahimu." Jelas Daniel berusaha menenangkanku sambil memelukku.

"Oh iya, ngomong-ngomong bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Bagaimana pekerjaanmu sebagai psikolog? Apa kau menikmatinya?" Berbagai pertanyaan diajukan olehnya.

Aku menghabiskan waktu hampir 3 jam bersamanya. Rasanya, aku sangat beruntung memiliki pasangan seperti dia. Aku mengenalnya karena kita dulu memang pernah bersekolah di SMA yang sama. Dan 2 tahun yang lalu, dia mengajakku bertunangan. Dan sontak saja aku menerimanya, karena memang aku sudah memendam rasa selama 3 tahun lebih.

***

Satu minggu telah berlalu, dan Danielpun sudah kembali bertugas ke Kalimantan. Tiba-tiba saja aku terkejut mendengar berita di televisi "Seorang fashion designer terkenal bernama Asfiah Putri berhasil menuai prestasi yang cukup mengejutkan. Ia menjadikan batik sebagai gaun Karpet merah milik Bangtan Boys." Sontak berita tersebut membuatku tercengang. Lalu aku meraih ponselku dan aku berusaha mencari-cari akun media sosial miliknya.

"Halo Fiah~~ apa kau masih ingat denganku?" aku langsung mengirimi Direct Messenger di Instagramnya. Tak lama kemudian pesan singkatku tersebut dibalas olehnya.

"June? Tentu saja aku masih ingat! Kenapa kau tidak pernah menghubungiku!?"

"Maafkan aku Fiah, aku sekarang jarang memegang ponsel dan akupun tau kabar tentangmu dari berita tadi pagi"

"Tika dan Rina juga menghubungiku kemarin. Ayo kita kumpul bersama!"

"Ayo, kita pergi kemana? Aku bisanya nanti sore, kamu di Jakarta kan?"

"Iya, aku sekarang lagi di Jakarta. Kita bahas ini di grup chat saja ya."

"Oke." Jawabku.

Akhirnya sore itu kami berkumpul kembali di sebuah restoran makan ternama di Jakarta. Kini kami telah sukses dan menjalani hidup masing masing. Tika memilih untuk menikah dengan seorang CEO sebuah perusahaan dan Rina menjadi seorang Jaksa yang cukup terkenal di Firma hukumnya. Dan yang tidak bisa kupercaya, Asfiah yang bisa mendunia. Kami tampak canggung karena sudah lama sekali kita tidak bertemu.

"Aku tahun depan akan menikah" Ucapku membuka percakapan.

"Benarkah? Dengan siapa?" Tanya Tika.

"Daniel"

"Daniel? Daniel yang dulu satu sekolah sama kita itu? Wah~~ selamat ya June!"

"Eh iya, Kamu sudah punya anak tik? Bagaimana pekerjaan kalian? Apa ada hambatan?"

Begitulah topik pembicaraan yang kami bicarakan. Sudah berbeda dan tidak sama lagi waktu SMA dulu yang selalu membicarakan masalah galau ditinggal cowok, galau diputusin, galau di kecewain. Kami yang sekarang lebih serius dan lebih mementingkan masa depan yang cerah.

"Datang ya ke pernikahanku tanggal 18 Maret!" Ajakku kepada teman-temanku.

"Tenang saja, aku akan menyumbangkan baju pengantin untukmu" Jawab Asfiah.

"Wah, pasti bakalan keren nanti baju pengantinku."

"Pastinya!" Ucap Asfiah tanpa ragu.

Aku Lapar, Ayo Kita Makan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang