14.5

772 83 2
                                    

"Kami akan kembali ke kampung halaman kami untuk sementara waktu. Yoongi yang memintanya."jelas Mr. Min membuat Mingkwan mengangguk

"Kapan kau akan berangkat? Bagaimana keadaannya?" tanyanya dingin.

"Sore ini, semuanya sudah siap. Tinggal menunggu Manajer mereka mengantar kami. Dia baik dan walaupun dia membutuhkan beberapa minggu untuk pemulihan, dia akan baik-baik saja." Mingkwan memaksakan senyum

"aku senang dia baik-baik saja."

"Yyeah, lukanya cukup parah khususnya otok perutnya. Dia tidak bisa banyak bergerak. Kami percaya. Member BTS lainya akan menjaganya jadi kami pergi." Keduanya menyesap kopi mereka.

"Jadi, masih belum ada petunjuk siapa yang melakukannya pada anakmu? Apa yang akan mereka lakukan untuk menangkap pelakunya?" Mr. Min mendesah.

"Mereka membuat rencana tadi malam untuk menangkap pelakunya dan aku setuju denga mereka. Jin bilang..." sebelum Mr. Min melanjutkan kalimatnya, Mingkwan menyelanya.

"Tunggu! Rencana? Rencapa apa?" Mingkwan tidak bisa berhenti bertanya.

"Mereka sudah memindahkannya ke ruangan lain dan mereka berencana untuk mengecoh pelakunya. Kami percaya pelakunya akan mencoba menyakiti anakku lagi jika dia tahu Yoongi selamat."

"Mereka memindahkannya? Kemana?" merasa tidak ada yang salah dari pertanyaan temannya, dia menjawabnya tanpa ragu.

"Lantai 4, dibawah kamar lamanya. Dan kau tahu, Jin bilang mungkin dia bisa mengenali orang itu jika mereka bertemu lagi. Dia bilang orang itu seumuran dengan kita. Kau bisa bayangkan? Aku sangat penasaran kenapa dia melakukannya pada anaku. Apa alasannya sampai melakukan semua ini?" jantung Mingkwan berdetak hebat.

"Mungkin anakmu melakukan sesuatu yang buruk padanya."

"Tidak, aku kenal putraku. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang buruk pada orang lain."

"Apa kau yakin? Mungkin kau lupa sesuatu."

"Ya, aku yakin. Dia tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk pada orang lain."

"Pikir lagi, mungkin kau melupakannya."

"Tidak, jika dia melakukannya, itu pasti bukan kesalahannya."

"Pikir! Pikir lagi!" Mingkwan bertanya dengan putus asa.

"Kau bertingkah aneh. Apa kau tahu sesuatu?" Mr. Min menatap kawannya itu.

Suasana berubah canggung diantara mereka berdua sampai Geumjae datang dan memanggil ayahnya bahwa mereka harus segera berangkat.

"Umm, kau jadi pergi?" Mingkwan berdiri.

"Ah, ya, aku akan pergi sekarang. See you soon. Take care." Mr. Min memeluk sahabatnya erat.

"Terima kasih untuk segalanya, aku senang bisa berteman denganmu. Aku harap aku bisa berteman denganmu dikehidupan selanjutnya."

"Akupun berharap begitu. Terimakasih." Ucap Mingkwan.

"Aku... ummm.. aku mau minta maaf..."ucap Mingkwan membuat Mr. Min bingung

"Kau tidak melakukan kesalahan apapun Mingkwan ah." Ucap Mr. Min membuat Mingkwan tersenyum pahit.

"Tidak, aku hanya ingin tahu bahwa aku tidak menginginkan ini terjadi. Tapi ini diluar... ahh, never mind. Hanya beban pikiran, aku juga seorang ayah dan apapun yang aku lakukan..." Mingkwan melihat Mrs. Min dan Geumjae berjalan kearah mereka.

"Nevermind. Jaga kesehatan dan berhati-hatilah. Aku pergi dulu." Mingkwan berjalan pergi tanpa menengok kebelakang

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang