"In front of me, your steps are
Darker than mine."
-EXO, Stronger"Apa yang menyihir anak ini, kenapa tiba-tiba menyetujui transplantasi-nya? Apa yang kau katakan padanya Guan-aa?!" tanya seorang dokter yang berumur sekitar 40 tahunan kepada Guanlin.
"Entahlah, aku juga bingung."
Guanlin hanya membalas singkat, tetapi matanya tetap memandang lekat sang kakak yang sedang terbaring lemah di sebuah ruangan di depannya yang bersekat kaca bening di sekitarnya."Apapun alasannya, aku sangat bersyukur dia ingin melakukan transplantasi diwaktu sebelum kankernya naik ke grade selanjutnya,"
Dokter yang masih terbilang muda itu berujar sambil tersenyum dengan tatapan sendu."melihat dia tidak merutuk dan mengeluh karena terus muntah saja sudah merupakan kemajuaan besar untuk anak kecil ini, apalagi dia mau melakukan operasi donor sum-sum?
Huhh.. dia benar-benar sudah dewasa sekarang," lanjutnya masih dengan tatapan yang sama.
Mendengar kalimat panjang dokter yang di name tag-nya bermarga Kim itu, Guanlin mendecih meremehkan.
"Dia belum dewasa, masih childish,"
"tapi melihat bagaimana dia berjuang selama radiasi pra-operasi, ahh... tidak, melihat bagaimana selama ini dia berjuang melawan penyakitnya membuatku sadar, kalau dia cukup kuat."
Namun tanpa sadar ucapannya mengantarkannya memuji objek yang jadi pembicaraan mereka sejak tadi, bahkan membuat Guanlin tersenyum simpul tanpa sadar.Dokter Kim sendiri cukup kaget dengan perkataan Guanlin barusan.
"Cihhh... kau sok puitis sekali nak, sejak kapan kau memberi penilaian positif pada kakakmu," sindir
Dokter Kim mengubah suasana yang tadi nya serius menjadi canggung buat Guanlin."Ayo bersiap, operasi akan segera dimulai."
Melihat Guanlin terlalu tegang hanya karena sedikit sindiran, Dokter Kim memutuskan untuk menyudahi kegiatan mereka di depan ruangan Jaemin itu. Ia menepuk bahu Guanlin sebelum menjauh dari sana.Guanlin membuang nafas beratnya, sekarang sudah waktunya ia benar-benar membantu sang kakak berjuang.
Entah kenapa Guanlin merasa sedikit gugup, padahal Guanlin sudah berapa kali mendengar perkataan dokter Kim tentang pembedahan yang akan dilakukan padanya hanya sebuah rangkaian bedah yang tidak rumit.
Entah-- jika rasa gugupnya tidak kunjung reda, pemikiran orang tentang dirinya yang tidak ingin merelakan bagaian tubuhnya untuk sang kakak mungkin dapat dibenarkan. Apalagi ia sempat ragu ketika dokter yang bertanggungjawab menangani kakaknya menjelaskan bahwa transplantasi tidak menjamin Jaemin langsung sembuh, dibeberapa khasus pasien baru dinyatakan bersih dari kanker setelah transplantasi sum-sum tulang belakang yang kesekian kalinya, bahkan ada yang sepanjang hidup melakukan transplantasi tapi hingga menghembuskan nafas terakhirnya kanker masih menggerogoti tubuhnya.Guanlin takut, tetapi ketakutannya membuatnya bingung. Ia tidak tahu takut dengan yang mana, takut dengan kemungkinan kakaknya tidak akan pernah sembuh meski sudah ia berikan sum-sum, atau takut dengan dirinya yang berkemungkinan harus terus berkorban melakukan proses transplantasi berulang kali.
----------
Terlalu pendek???
Sorry ^^V , dari pada tidak update-kan, ehe' 😅 .
Tapi aku memenuhi janji di chapter2 sebelumnya loh, kalau readers nya rajin ngasih vote dan komen FF ini bakalan rajin di-update juga.Kalau pada milih jadi siders sih, yaa... ucapkan 'Goodbye' lebih awal pada cerita ini.
Semangatku nulis, yaa.. komentar kalian, komen 'next/lanjut' saja aku udah senang, apalagi kalau kalian komen review atau setidaknya kedongkolan kalian sama cast atau alurnya.
Thank U ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer || Jaemin, Guanlin [On Going]
FanficMengapa ia hidup sebagai bayangan kakaknya? Mengapa harus ia yang bertindak melindungi kakaknya? Mengapa harus ia yang bertugas menjaga kakaknya? Kenapa harus Guanlin yang berkorban demi sang kakak--Na Jaemin? ____ Namun, benarkah Lai Guanlin hidup...