"Face the mirror, scream a few times, get determined, ready to begin."
-EXO, 365."Jaemin-ahh, terimakasih telah melakukan transplantasi," ucap Tuan Na sambil tersenyum teduh menatap Jaemin yang masih setia dengan wajah pucatnya.
"Uhm, tapi kakek harus menepati janji, minggu depan aku sudah harus masuk ke Sekolah yang sama dengan Guan," balas Jaemin.
"Ummm... tapi bukan kah itu terlalu cepat? Kau masih harus diperiksa secara menyeluruh memastikan bagaimana efek transplantasinya untuk tubuhmu. Dokter bahkan belum bisa memastikan apa-apa tentang presentase keberhasilan transplantasinya."
Tuan Na mencoba menolak permintaan cucunya, meski ia sendiri yang menjanjikan hal tersebut pada Jaemin sebelumnya, bahkan tiga minggu yang lalu, saat cucunya mengajukan kesepakatan tersebut tanpa berpikir panjang ia menyanggupi persyaratan yang sebenarnya memang bukan hal besar--jika Jaemin dikondisi baik-baik saja.
"Tidak mau, minggu depan aku sudah harus sekolah."
"Lihat dirimu sekarang, bahkan setelah transplantasi kau tidak nampak menunjukkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Kakek akan memenuhi semua permintaanmu asal bukan masuk sekolah secepat yang kau inginkan."
Tidak menyerah, Tuan Na masih berusaha bernegosiasi membujuk Jaemin, terlalu berisiko jika membiarkan sang cucu beraktivitas yang belum seharusnya.
"Sudahlah, kalau kakek tidak ingin memenuhi permintaanku lihat apa yang terjadi nanti. Aku akan melakukan hal yang sama seperti tiga tahun yang lalu, akan kupastikan dokter akan berusaha keras setiap harinya untuk menyelamatkanku sementara aku juga akan berusaha keras untuk mati."
Namun sepertinya ayah dari ibu Jaemin itu akan kalah.
Ancaman Jaemin barusan, berhasil membuat sang kakek marah.
"Na Jaemin! jangan pernah berpikir untuk melakukan hal gila seperti itu lagi.""Maka dari itu daftarkan aku segera ke sekolah yang sama dengan Guan," ucap Jaemin, jika kakeknya keras, Jaemin jauh lebih keras lagi.
Tuan Na termenung, memikirkan kalimat yang tepat untuk diutarakan.
"Aku sama seperti kakek, aku tidak akan pernah main-main dengan ucapanku."
Tetapi belum sempat mendapat ide, Jaemin kembali menekan, semakin mendesak pria berambut putih di hadapannya.Hingga Tuan Na hanya mampu menghembuskan nafas beratnya.
"Hhh..""akan kuurus, tapi kau harus janji, kau harus menjaga kesehatanmu."
Dan akhirnya ia menyerah, sementara Jaemin tersenyum senang berhasil memenangkan perdebatan dengan kakeknya.
Keluarga Na memang tidak salah pilih penerus, Jaemin adalah yang paling pantas di antara cucu Tuan Na.
Selain karena cucu pertama, ia juga cerdas. Bahkan barusan ia berhasil menang beradu argumen dengan sang kakek yang notabenenya adalah salah satu pengusaha paling cerdik di Korea Selatan. Meski dengan cara yang licik. Tapi masa bodoh, pebisnis memang harus licik, kan? Hal dasar seperti melobby project dengan cara bersih saja hampir mustahil.-BERSAMBUNG
TBC????
Ada yang menunggu?
Hwu... Hwu 😭
Maaf baru bisa update, dan sekalinya update pendek banget.
Beberapa hari yang lalu aku kecelakaan, dan tangan kiri harus dijahit di tiga titik, 2 di jari, dan satunya dipunggung tangan. Jadi susah banget untuk nulis. HP-nya jatuh2 terus pas ngetik karena cuma pake satu tangan :') , selain itu i can't access internet, kuota habis... Dan aku tidak bisa keluar untuk beli paket. Lengkap sudah penderitaanku, hhh. Aku update berarti dpt hotspot. Wkwk.Vote dan komentar kalian adalah penyemangat untuk penulis❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer || Jaemin, Guanlin [On Going]
FanfictionMengapa ia hidup sebagai bayangan kakaknya? Mengapa harus ia yang bertindak melindungi kakaknya? Mengapa harus ia yang bertugas menjaga kakaknya? Kenapa harus Guanlin yang berkorban demi sang kakak--Na Jaemin? ____ Namun, benarkah Lai Guanlin hidup...