"I feel dizzy, wrong feels right, right feels wrong. I'm confused, i'm in trouble girl, you're a trouble."
-EXO, Trouble"Kyakk ... Na Jaemin, berdirilah. Ikut denganku."
Wanita yang duduk di samping Jaemin menendang kursi Jaemin, memberikan instruksi agar pemuda itu untuk mengikutinya.
Wajahnya ia pasang segarang mungkin.Jaemin menautkan alis sebagai respon kepada wanita itu.
"Apa kau Tidak bisa mendengar dan bicara? Hah? Apa susahnya bilang 'ok, baiklah, iya' atau sebagainya, huh??"
Bukan tanpa alasan wanita yang menjabat sebagai ketua kelas itu berujar kesal. Sudah sekian kali ia mengajak Jaemin berkomunikasi, tetapi Jaemin memberi respon yang sama sejak percobaan pertama ia membangun interaksi--menatap aneh dan heran kepada wanita yang saat ini ada di depannya.
"Pffttt..."
Si-siswa berambut sebahu menghembuskan nafas kesal melalui mulutnya, ia sudah berusaha berbicara banyak demi untuk mengajak Na Jaemin berinteraksi dengan baik."Na Jaemin-sshi, perkenalkan aku adalah ketua kelas di kelas ini, namaku Tzuyu, Tzuyu Chou." Wanita itu mengulurkan tangannya bermaksud memperkenalkan diri kepada Jaemin, ia bersikap lebih tenang dan sopan kali ini.
Tapi, lagi... Jaemin hanya menatap uluran tangan itu.
Dengan kecewa wanita yang memperkenalkan diri dengan nama Tzuyu Chou menarik kembali uluran tangannya.
"Aku tidak tahu kau ingin aku bersikap seperti apa, tapi sekarang aku ingin menjalankan tugas yang diberikan guru Choi, jadi Jaemin-sshi, ikuti aku, aku akan membawa mu keliling sekolah."
Jaemin tiba-tiba berdiri dari kursi.
"Ayo," sentak Jaemin, membuat Tzuyu terkejut hingga mengedipkan mata berkali-kali untuk mencerna situasi.
"Ya??"
Apa-apaan Na Jaemin? Tadi sangat pasif, tiba-tiba berdiri mengagetkan.
"Kau bilang akan membawaku keliling sekolah, jadi.. Ayo!" jelas Jaemin
"Ahh.. i.. iya."
Tzuyu berucap canggung. Ia hampir mengutuk diri sendiri, niat Tzuyu membuat Jaemin segan padanya, tapi kenapa malah dirinya yang berujung canggung pada Jaemin?
.....
"Nah, tempat terakhir yang kita kunjungi ini adalah lapangan indoor."
Tzuyu memperkenalkan tempat terakhir yang ia datangi bersama Jaemin. Sedang Jaemin hanya menyimak di belakangnya, menyimak dengan setengah-setengah, bahkan antara dirinya dan si-Chou yang bertugas sebagai tour guide sekolah saat ini berjarak beberapa langkah.
"Selain lapangan basket yang pernah kau gunakan di luar, ada juga lapangan yang ada di dalam gedung sekolah ini. Di sebelah sana adalah lapangan futsal,"
"Sekolah kita ini memang hebat, kan? Kalau kau tidak cerdas atau punya banyak uang, kau tidak akan bisa menginjakkan kaki di sekolah ini," sambung Tzuyu panjang lebar, sedangkan orang yang ia ajak bicara hanya terus diam, bahkan sampai di tempat terakhir mereka.
"Aishh.. Na Jaemin-sshi, aku tidak menyangka kalau kau sependiam ini, saat pertama kali melihatmu di lapangan basket depan, aku pikir kau pemuda yang banyak bicara."
Meski memprediksi lebih dari 90% Jaemin akan tetap diam, Tzuyu masih terus berbicara.
"Ahhh... Atau kau merasa bersalah dan takut karena insiden dan ancamanku waktu itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer || Jaemin, Guanlin [On Going]
FanficMengapa ia hidup sebagai bayangan kakaknya? Mengapa harus ia yang bertindak melindungi kakaknya? Mengapa harus ia yang bertugas menjaga kakaknya? Kenapa harus Guanlin yang berkorban demi sang kakak--Na Jaemin? ____ Namun, benarkah Lai Guanlin hidup...