CHAPTER 20

957 64 26
                                    

Ini sebenarnya permainan waktu untuk gue tetap terus ada di samping lo, apa emang takdir sih Ra?

🌻🌻🌻

Benaya meraih tissue yang ada di atas meja, tangannya sengaja ia gosok-gosokkan pada pakaian Kinara agar warna lain selain putih di baju gadis itu bisa hilang.

"Tumben lo mau makan makanan pinggiran jalan kayak gini? Biasanya ada aja alasan lo buat nolak ajakan gue, yang katanya banyak debu lah, banyak pengamen dan alasan lainnya yang menurut gue sama sekali ga ada hubungannya sama makan yang bakal dimakan, " tutur Kinara kepada Benaya yang sibuk membersihkan baju Kinara yang tertumpah sambal.

Semuanya karena ulah Benaya, jangan heran kalau dia membersihkan kotoran minyak yang melekat di pergelangan Kinara dengan begitu kasar. Packaging Benaya memang sudah seperti itu, menjadi kebiasaan saat ia merasa dirinya lebih mementingkan Ego ketimbang nasib orang lain.

Pada dasarnya Benaya bukan tipe orang pemilih, ia hanya tidak menyukai makanan western. Benaya begitu menghargai makanan dimanapun tempat makanan itu berasal, asal tidak tercampur dengan bakteri berbahaya.

Berbanding terbalik dengan Kinara, gadis itu terlalu menyukai semua makanan yang ada di seluruh dunia, sampai makanan yang notabenenya asing di lidah orang Indonesia saja bisa masuk ke dalam perutnya. Mungkin hanya racun tikus yang tidak dapat di cerna oleh organ pencernaan Kinara. Sejak belia gadis itu memang lebih suka makan, terlebih jajanan khas pedagang kaki lima. Ia lebih suka mengisi perutnya daripada berbelanja di mall layaknya kebanyakan orang.

"Biasanya lo nggak pernah tanggung jawab sama apa yang lo perbuat, gue rasa di dunia ini cuma lo satu-satunya orang yang suka menebar ke rugian untuk orang lain," Kinara masih menatap Benaya, ia masih di buat bingung oleh sikap tidak ikhlas dari Benaya waktu membersihkan sambal yang tertumpah.

"Maaf, " ucap Benaya tiba-tiba, tidak ada angin tidak ada petir. Apa Benaya keracunan sate telur puyuh yang baru saja Kinara berikan?

"Lo keracunan sate telur puyuh? " tanya Kinara dibuat terheran-heran.

"Maafin gue Kinara cantik, tadi nggak sengaja- "

"Nggak sengaja? Lo beneran lagi minta maaf? Apa lagi mabuk? Beneran deh gue takut lo keracunan makanan,"

"Buat kesalahan yang pernah gue buat, gue minta maaf buat itu Kara, biar lo nggak banyak bicara dan nggak nasehatin ini itu. Telinga gue di tembok, suara lo gaakan bisa masuk, percuma lo ngomong, bibir lo yang bakal pegel sendiri," Benaya membuang tissue yang dia pegang ke sembarang tempat.

"Hei, batu di dalam sana tuh harus segera di hancurkan sebelum menumpuk menjadi gunung. Lo harus dengerin nasehat baik dari siapapun, kalo lo nggak mau yaudah sana berteman aja sama hewan, dia satu spesies kayak lo. Tidak mau mendengarkan, "

"Udah cepat makannya, Tezza keburu bangun, " balas Benaya malas berdebat terlalu panjang dengan wanita. Pada dasarnya wanita memang selalu benar, dan dia selalu pada posisi salah.

Berbicara soal Tezza, anak itu masih tertidur pulas sejak tadi. Didalam mobil dengan AC yang masih menyala dan jendela yang sengaja dibuka. Kinara diluar menikmati makanan khas angkringan jogja yang kebetulan berada tidak jauh di area kompleknya.

Benaya sengaja tidak membangunkan Tezza, ia memilih keluar untuk menemani Kinara. Bukan berniat makan, gadis itu selalu menggodanya seolah makanan yang ia makan mengandung nilai gizi yang sangat tinggi, dan Benaya harus merasakannya manfaatnya.

BENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang