Malam dan siang terus berganti seiring berjalannya waktu. Begitupula dengan jalan kehidupan yang perlahan berubah , ada yang semakin menuju ke titik tertinggi atau malah terjerumus ke titik terendah.
Langit biru dengan awan yang berarak terlihat seolah olah mengikuti kemana langkah mereka pergi. Pepohonan rindang disekitar jalanan sedikit menyerap polusi dan menghalangi para pejalan kaki dari terik nya sinar matahari.
Seolah sadar dengan sikap suaminya yang semakin hari semakin banyak diam tak seperti biasanya, Jisoo melirik Seokjin sekilas yang kini berjalan beriringan dengannya. Seokjin terlihat tampak santai dengan baju rumahan yang terbilang biasa dan begitu menikmati jalanan sekitar menuju supermarket terdekat yang menjadi tujuan mereka sebelumnya.
Seokjin tiba-tiba saja menghentikan langkahnya ketika seorang anak kecil berlari sangat kencang hingga berakhir menabraknya dari depan dan menjatuhkan es krim nya tepat di atas kaki nya yang hanya memakai sandal sebagai alas kaki.
Anak kecil itu terlihat membungkuk dan meminta maaf dengan begitu menggemaskan beberapa kali sebelum akhirnya Ibu nya sendiri yang beranjak datang untuk meminta maaf pada Seokjin."Ya ampun... maaf kan anak saya tuan" ujar wanita yang terlihat sedikit lebih tua dari Seokjin itu "biar saya bersihkan pakai tisu" lanjutnya yang sudah mengeluarkan tisu untuk membersihkan kaki Seokjin yang berlumur tumpahan es krim coklat milik anaknya.
Seokjin terlihat mengangkat kedua halisnya dan menahan wanita yang hendak berjongkok membersihkan kakinya itu "ti-tidak apa apa, tidak perlu sampai seperti ini."
Wanita itu tersenyum dan mulai meraih pergelangan tangan anaknya "sekali lagi saya minta maaf" ujarnya lagi sembari membungkuk sebelum akhirnya sepasang ibu dan anak itu melangkah pergi dari pandangan Seokjin.
Seokjin menunduk melihat tumpahan es krim di kaki nya yang terasa lengket "kira kira seperti apa ya rasanya ditumpahi es krim oleh anak sendiri?" ujarnya sambil tersenyum tipis yang kelewat sinis dan entah Seokjin menyadari atau tidak bahwa Jisoo yang mendengar ucapanya merasa sedikit tersinggung dibuatnya. Jujur apapun yang bersangkutan dengan 'anak' Jisoo selalu dibuat stres, murung dan sedih.
Seokjin menoleh ke arah Jisoo dengan wajahnya yang dihiasi senyum merekah, bagi Jisoo senyumnya penuh kepalsuan "Jisoo aku mau ke toilet. Kau, belanja duluan saja... jangan lupa bawa troli."
Jisoo terlihat mengangguk kaku dan cepat cepat melangkah masuk ke dalam supermarket, Jisoo tak ingin menghiraukan tatapan yang begitu indah namun dingin dari Seokjin sekarang. Sebenarnya akhir akhir ini menurut Jisoo sikap Seokjin itu sedikit berubah, entah hanya sekedar perasaan atau memang benar adanya- Seokjin berubah.
Jisoo terlihat mendorong troli nya dengan lesu ketika sudah berada di dalam supermarket, perasaan nya yang seakan akan sedang kacau balau ini membuat nya hanya berkeliling disekitar rak tempat beberapa snack dan susu terpajang padahal niat nya ke supermarket untuk membeli bahan masakan bukan malah memasukan snack snack ke dalam troli.
Dengan pandangannya yang sayu, Jisoo tiba tiba saja dikejutkan dengan kehadiran tetangga nya yang sama sama sedang berbelanja.
"Wahh... Jisoo eonnie sedang apa kau disini?"
Jisoo tersenyum "aku sedang belanja seperti yang kau lihat... "
"Oh begitu ya? ngomong ngomong aku ingin memberi kabar baik untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIENS [ Jinsoo ] √
Fanfiction**Sebagian chapter unpublish 11Okt2019 s/d 22Januari2020