Terlelap dalam sebuah mimpi adalah kalimat yang mungkin bisa menggambarkan Jisoo sekarang, mimpi yang terkadang diingat atau bahkan lupa saat kita terbangun. Biarkan saja Jisoo bergelut dalam mimpi mimpi indah yang menemani tidurnya. Beri dia kebebasan untuk sekedar menjernihkan pikiran dan mengistirahatkanya. Biarkan dia bermimpi sejauh jauhnya sebelum akhirnya ia diharuskan terbangun menghadapi hidup dan melupakan apa yang baru saja ia gapai dalam mimpi nya di bawah alam sadar nya.
Setelah sebelas jam lamanya Jisoo mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Ia melengguh dan mengerjapkan matanya. Mata nya menyipit kala cahaya terasa masuk ke dalam retina nya , secara perlahan namun pasti ia juga mulai membuka matanya.
Jisoo melihat ke arah langit langit yang berwarna putih dari tempat nya kini berbaring , ia mengedarkan pandangannya perlahan dan seketika antensi nya terfokuskan pada seseorang dengan jas berwarana putih. Dia orang yang tentu Jisoo kenal. Dia Rose, temannya berada disini , itu tandanya ia berada di rumah sakit sekarang.
Jisoo mulai mencoba bangkit ketika ia mengingat sesuatu , sebelum ia hilang kesadarannya Jisoo dapat mengingat dengan jelas bahwa Seokjin sedang bersamanya saat itu , bahkan pelukan hangat nya itu masih terasa sampai sekarang.
Namun , kemana Seokjin pergi? kenapa Jisoo tak melihatnya sama sekali? untuk kesekian kalinya ia kembali mengedarkan pandangan nya ke penjuru ruangan namun yang dicari memang tak berada disini. Seokjin tidak ada. Membuat hati Jisoo tiba tiba saja mencelos , sedih.
"Uhh... Eonnie kau sudah sadar?" ujar Rose yang begitu senang ketika melihat Jisoo sudah siuman bahkan kini tengah terduduk dan sedikit melamun.
Rose menghampiri Jisoo yang membisu menatapnya "Eonnie, kau tidak apa apa kan? tidak ada keluhan apa pun kan? apa kau merasa mual sekarang?" tanya Rose sambil membungkuk sedikit melihat wajah Jisoo yang sedikit pucat "Eonnie kenapa tak menjawab? apa kau mual? Apa ada yang sakit?"
Jisoo menggelengkan kepalanya pelan "tidak" ujarnya dengan suara yang terdengar serak dan berat.
Rose yang menyadari hal itu segera memberikan segelas air putih untuk Jisoo minum. Tanpa menolak Jisoo menenggak air jernih itu sampai habis.
"Eonnie , aku akan membawa bubur untukmu dan setelah itu aku akan memberimu obat ok?"
Jisoo lagi lagi menggeleng "ti-tidak mau."
Rose mengerutkan kening nya "Eonnie kau harus makan sesuatu dan minum obat , jika tidak kau mungkin akan selalu dihadapkan oleh rasa mual."
Jisoo menyipitkan matanya menatap Rose penuh selidik "ke-kenapa kau tau aku selalu mual ?"
Rose terkekeh "eii , eonnie lupa kalau aku ini seorang dokter huh?" ujarnya sambil menepuk bahu Jisoo "kalau begitu aku akan mengambil dulu bubur dan obatnya ya.." katanya yang mulai melangkahkan kakinya perlahan bahkan Rose terlihat begitu anggun.
Tak butuh waktu lama untuk Rose mendapatkan bubur dan obat , ia kini sudah kembali lagi berada di dalam ruang inap milik Jisoo.
"Dimana Seokjin?" tanya Jisoo secara tiba tiba yang membuat Rose berhenti untuk mengangkat sendok yang hendak ia suapi kepada Jisoo.
Rose tersenyum hendak menjawab , namun Jisoo memotong perkataannya "ah seperti nya itu hanya sekedar mimpi? Tapi terasa nyata, tapi dia sungguh tidak ada sekarang" gumamnya sambil tersenyum getir dan beranjak mengambil mangkuk dan sendok bubur dari kedua tangan Rose , membuatnya seketika terkekeh tanpa alasan yang membuat Jisoo merasa keheranan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIENS [ Jinsoo ] √
Fanfiction**Sebagian chapter unpublish 11Okt2019 s/d 22Januari2020