warning 21+....
dia sangat tampan,
tapi tak setampan kelakuan nya.
dia sangat posesif,
sungguh sangat mencerminin kan dirinya sekali.
tapi aku tetap mencintainya.
ARA WIJAYA
dia miliku.
entah sejak kapan aku memiliki rasa menggebu seperti itu.
pos...
ara membuka kedua mata nya dengan berat. ia memegang kepalanya yang terasa sangat pusing.
"kamu sudah sadar nak..!"
"mamah.."
ibunya menatap nya khawatir. ia melihat sekeliling. "ini di mana mah?". tanya nya pada ibunya. ia melihat tangan nya di infus.
"kamu di rumah sakit sayang.! tadi kamu pingsan di rumah !".
ara mentap ibunya. ia jadi teringat kejadian tadi sore di rumah orang tua nya.. "maaf kan ara mah! ara bodoh! arah tidak berguna jadi anak mamah sama papah! ara tidak pantas jadi anak mamah..?" ucap nya terisak.
"tidak sayang.! kamu tidak bodoh.! kamu sangat pantas jadi anak papah sama mamah. kamu tau malahan kamu sudah membuat kami sangat bahagia.! kami tau yang sudah kamu lakukan itu salah. tapi itu sudah terjadi! dan itu juga tidak lepas dari tanggung jawab kami sebagai orang tua yang tidak bisa menjaga anak nya!. tapi kamu juga sudah dewasa dan sudah bisa memilih jalan kamu sendiri. jadi seburuk apapun kamu nak! kamu akan tetap menjadi anak kebanggaan kami.!".
ara menatap ibunya lirih dan memeluk erat wanita terhebat dalam hidup nya. ia menangis terisak kencang di bahu ibunya.
"terimakasih mah..! terimakasih sudah mau memaafkan ara..? ara janji ara tidak akan mengecewakan mamah dan papah lagi!".
ibunya menganggukan kepala dan tersenyum lembut menatap anak nya. ia menghapus air mata putrinya.
"tentu sayang .! mamah percaya sama kamu!''.
ara menganggukan kepala. ia melihat kepenjuru kamar hanya ada dirinya dan ibunya di ruangan itu.
seolah tau dengan pikiran anak nya.
"mereka perlu waktu berdua untuk membicarakan masa depan kamu dan calon cucu mamah sayang?''.
ara melebar kan kedua mata nya menatap ibunya. tubuh nya menegang .bahkan jantung nya seakan hendak terlepas dari tempatnya.
ia menundukan wajah nya dan menatap perut nya. ia mengelus perut rata nya dengan tangan yang terinfus.
"a.k..u h.am.il mah.?" tanya ara terbata dengan suara parau. ia menitih kan air mata nya lagi menatap ibunya.
ibunya tersenyum menganggukan kepala. "jaga dia baik-baik kali ini sayang! mamah yakin leon ayah yang luar biasa untuk anak kalian kelak ! ".
ara menatap kaget pada ibunya. "mamah tau leon..?".
ibunya tersenyum dan menganggukan kepala nya lagi . ia mengelus rambut anak nya sayang. "dia sudah menceritakan semua nya sayang.! dan mamah percaya dia mencintai kamu!. mamah juga yakin dulu dia tidak bermaksud untuk lepas dari tanggung jawab dia terhadap kalian dulu.! jadi mamah merestui hubungan kalian ?" ibunya menatap nya dengan sorot kasih sayang yang dalam. ara tersenyum dan menganggukan keapala .
"terimakasih mah.!.".
"sama-sama sayang..".
-------------
darmawan menatap lurus kedepan. ia yakin ia sangat ingin menghajar anak muda di hadapan nya saat ini. tapi ia tidak bisa melakuakan nya. ia bukan orang tua kolot yang tidak pernah merasakan jadi anak muda sebelum nya.! tapi ia juga tidak bisa hanya diam saja melihat putri satu-satu nya mengalami hal yang sama. yaitu hamil di luar nikah untuk kedua kali nya.
"apa tujuan mu saat ini !" tanya nya pada anak muda di hadapan nya dengan sinis.
"menikahi putri anda?". jawab leon mantap.
darmawan melirik sinis pada kekasih anak nya itu. "apa yang kamu punya! hingga berani mengajak menikah anak saya! ."
leon menyungging kan senyum manis nya pada calon mertuanya itu. "cinta . kebahagiaan dan kesetiaan !. karna jika saya menyebutkan harta yang saya miliki. saya yakin anda masih sangat jauh di bawah saya.! tapi bukan berarti saya menghina anda sebagai calon mertua saya. tapi bagi saya. harta yang saya miliki itu tidak penting jika tidak ada Ara dan anak saya di dalam nya.!"
darmawan menatap takjub dengan keberanian leon terhadap nya. ia menyungging kan senyuman kecil di bibir nya anak nya tidak salah pilih ternyata. " kamu tau anak saya masih memiliki kekasih yang baru pulang dari amerika juga bukan?".
leon mengganggukan kepala nya. ia melipat kaki nya dan menautkan kedua tangan nya di atas meja. "saya tau.! dari itu saya meminta ijin terlebih dahulu pada anda sebagai orang tua kekasih saya. untuk laki-laki itu biar saya yang mengurus. setidak nya jika bukan karna laki-laki brengsek itu . saya tidak mungkin akan bertemu dengan ara di club waktu itu."
darmawan menganggukan kepala nya. ia sudah mendengar kan cerita awal mula anak nya berada di club malam dan berakhir dengan leon waktu itu. ia tidak menyangka dion yang ia pikir adalah calon menantu sempurna untuk anaknya malah berbalik menjadi laki-laki paling brengsek untuk anak nya. jika bukan karna dion. anak nya tidak mungkin harus mengalami hal buruk seperti itu.
dan ara juga tidak pernah bercerita tentang kekasihnya lagi pada nya. jika dulu anaknya sangat bersemangat untuk menceritakan kekasihnya itu. tapi berbeda saat ara sudah kembali dari amerika untuk mengunjungi laki-laki itu. bahkan tidak ada pembicaraan tentang dion hingga akhirnya ia mengetahui anak nya mengalami kecelakaan di bandung dan mengalami keguguran di sana. ia marah dan juga sangat kecewa pada anaknya. ia sempat akan menyusul dion dan menyeret nya untuk segera kembali ke indonesia dan menikahi anak nya.
tapi saat ara sudah bangun dari operasi. ia semakin terpuruk oleh luka saat mengetahui bukan dion lah laki-laki yang sudah merusak anak nya. tapi sebagai seorang ayah. ia hanya bisa memaafkan anak nya dan mengubur luka masa lalu itu dalam-dalam.
"segera urus tentang laki-laki itu. dan segera lah kalian menikah.! saya tidak mau anak saya di gunjingkan oleh orang lain karna hamil di luar nikah.?".
leon menganggukan kepalanya. "pasti!. saya akan mengurus semua nya,! dan juga. terimakasih atas restu nya !". ucap nya tulus menatap calon mertua nya.
"itu tidak gratis! kamu harus membayar nya seumur hidup kamu dengan membahagiakan anak saya."
leon tersenyum bahagia. ''itu tujuan hidup saya.! anda tenang saja".
darmawan menganggukan kepala dan menatap lembut pada calon menantu nya. "ya! saya percaya pada mu nak.!".
**************
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
