Kwon Soonyoung, pria berusia 28 tahun ini sedang pusing setengah mati. Pasalnya, ia dipaksa menikah oleh orang tuanya setelah tahu bahwa kekasihnya adalah bekas perempuan malam. Tidak, orang tuanya tidak akan menikahkan Soonyoung dengan kekasihnya. Tetapi dengan Lee Jihoon. Gadis 25 tahun yang ibunda Soonyoung jumpai di sebuah panti asuhan miliknya.
Soonyoung tak mengenal Jihoon, yang ia tahu Jihoon hanya seorang gadis yatim piatu. Soonyoung akui, Jihoon memang cantik dan tubuhnya mungil membuat setiap orang gemas walaupun saat itu Soonyoung hanya melihat dari foto yang diberikan oleh ibunya. Tapi jujur, Soonyoung membenci Jihoon. Rencana yang ia bangun bersama kekasihnya seakan runtuh.
Dengan ancaman bahwa perusahaannya akan ditarik oleh ayahnya. Akhirnya Soonyoung menerima perjodohan ini.
Jihoon tak bisa mengelak, 15 tahun ia hidup di panti asuhan ini. Kehidupannya di topang dengan baik oleh pihak panti terutama ibu Soonyoung. Sejak kecil ia ditinggal orang tuanya. Meninggal dalam kecelakaan tunggal. Hanya Jihoon yang selamat waktu itu.
___
Jihoon resmi di boyong oleh ibu dan ayah Soonyoung. Membawa sebuah tas jinjing berisi beberapa pakaian yang masih pantas. Ibunda Soonyoung terlalu percaya diri bahwa Jihoon dan Soonyoung akan bahagia. Padahal ini adalah awal pesakitan Jihoon dan akhiran yang akan membuat Soonyoung menyesal.
Nyonya Kwon tampak senang saat memilih dress untuk Jihoon. Dress yang akan digunakan Jihoon untuk acara jamuan makan malam nanti. Sekaligus awal pertemuan Soonyoung dan Jihoon.
Suasana makan malam berlangsung dengan tenang. Soonyoung tetap dengan wajah datarnya. Sementara Jihoon menampilkan senyum terbaiknya.
"Soonyoung, ini Jihoon. Minggu depan ia akan menjadi istrimu. Cantik bukan? Dia juga pendiam dan polos. Tidak seperti perempuan panggilan itu."
"Namanya Soobin bu," potong Soonyoung.
"Dan ibu tidak ingin mengucapkan namanya, Soonyoung. Ku beri kalian waktu untuk berbincang, gunakan untuk berkenalan lebih lanjut. Ibu dan ayah pergi dulu. Jihoon, pulang nanti kau tidur di rumah Soonyoung ya. Ada bibi Han yang akan membantumu. Tenang saja, sayang."
"Iya ibu..."
Selepas orang tuanya pergi, Soonyoung masih enggan membuka mulut. Ia hanya diam memandang gelas berisikan wine mahal.
Sementara Jihoon menahan gugupnya. Ia tahu, Soonyoung tak menyukainya.
"Kau tahu, aku sangat membencimu."
"Ma-maafkan aku."
"Setelah kita menikah, jangan berharap lebih padaku. Kamar kita tetap terpisah. Dan jangan marah ketika aku membawa kekasihku ke rumah. Aku tidak akan memutuskannya demi gadis yang tak ku ketahui asal usulnya."
"Lalu, apakah kekasihmu memilik asal usul yang jelas?"
Tak sadarkah Jihoon, ia baru saja membuat Soonyoung marah. Dengan sekali tarikan, Soonyoung berhasil menjambak rambut Jihoon.
"Jaga ucapanmu! Aku tak segan segan menyakitimu jika kau berani mengatai kekasihku lagi."
Jihoon menahan air matanya agar tak jatuh. Namun nihil, air matanya tetap jatuh. Jambakan di kepalanya teramat sakit. Dan yang paling membuatnya sakit hati adalah, ini bertama kalinya seumur hidup ia menerima kekerasan fisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
247 • SOONHOON
FanfictionKesakitan ini tak akan berhenti jika aku hanya diam. Aku tahu diri, darimana aku berasal. Tenang saja, aku akan kembali ke tempat aku dimana berasal. Setelah aku pergi, kau bebas melakukan apapun. Aku, tak kan mengganggumu lagi. -Lee Jihoon. Ternya...