Di dunia ini banyak wanita yang menjadi orang tua tunggal. Tak hanya Jihoon, wanita wanita di luaran sana, sama hebatnya. Merubah kaki di kepala, kepala di kaki. Hanya demi menghidupi diri dan anak anak mereka.
Ya Tuhan, rasanya ingin Jihoon menyerah. Meninggalkan putri semata wayangnya untuk selamanya. Namun seklebat bayangan mengerikan selalu menghantui. Anaknya menjadi gelandangan dan tidak ada yang mengurus.
Tidak, Hana adalah harta yang harus Jihoon jaga sampai darah penghabisan. Mengingat mempertahankannya dulu ia mati matian. Mempertaruhkan nyawanya sendiri agar ia bisa melindungi janin dalam perutnya.
Siang ini, Jihoon ternganga. Ternyata di luar sana ini yang putrinya dapat. Olokan tentang tak sempurnanya fisik, tak memiliki ayah. Ya Tuhan, bagaimana Jihoon abai selama ini? Hana selalu mengatakan bahwa ia memiliki teman banyak. Namun apa? Tak ada yang mau berteman dengan putri nya.
"Hana-ya.. kau membohongi eomma?" Jihoon sudah berdiri di samping putrinya.
"Eomma... maafkan Hana. Huuaaa, Hana cidak ingin membuat eomma belcedih."
"Dengarkan eomma. Tapi, melihatmu seperti ini justru membuat eomma sedih, sayang. Ayo pulang, kedai tidak ada yang menjaga."
"Eomma duluan caja, Hana ingin beltemu ahjucci baik."
"Kau bahkan tak mengenalnya, Hana. Ayo pulang. Kedai eomma akan ramai sebentar lagi. Ayo, Hana."
"Jebal... eomma..."
"Baiklah, jaga dirimu. Teriak jika ada yang menyakitimu. Mengerti? Janji pada eomma akan segera pulang?"
"Nde, eomma."
Jihoon pulang, karena harus segera membuka kedai kecilnya. Pengunjung akan ramai di akhir pekan seperti ini.
_______
Soonyoung tiba satu jam setelah makan siang. Mengitari taman, mencari putrinya. Berharap ia masih bisa bertemu putrinya lagi.
"Ahjucci!"
"Oh, Hana." Soonyoung sedikit berlari untuk menghampiri putrinya yang kini tengah tersenyum cerah. Secerah baju yang Hana kenakan, kaos putih dengan gambar bunga matahari di tengahnya. Di peluknya tubuh kecil itu.
"Appa...." ya, Hana mengenali Soonyoung. Pria itu tak mengenakan penyamaran apapun.
"Ya, ini appa sayang."
Hana menyentuh wajah Soonyoung. Merasakan bahwa sosok di hadapannya adalah nyata. Mata dan hidung Hana memerah. Pertanda ia akan menangis. Benar! Tak lama kemudian ia menangis tersedu sambil memeluk erat leher Soonyoung.
"Jangan pelgi lagi, Appa."
"Appa tak akan pergi lagi, Sayang. Ayo kita menemui eomma. Maafkan appa."
Kedai Jihoon nampak sepi, karena sudah lewat jam makan siang. Pengunjung sudah menyelesaikan makan siang mereka. Ia duduk di depan kedai, memilin jari jarinya.
"Eomma!" Jihoon menoleh, mendapati putrinya tersenyum cerah. Bukan, bukan Hana fokus Jihoon. Tapi sosok yang menggendong Hana. Jihoon tergopoh, menghampiri. Di rengkuhnya badan Hana.
"Soonyoung, ku mohon pukul aku. Tapi jangan sakiti putriku. Kau boleh menendangku seperti waktu itu." Jihoon gemetar, bersimpuh di kaki Soonyoung.
"Jangan, jangan menyakiti putriku. Dia, satu satunya harta yang aku miliki. Soonyoung-ah, aku mohon..."
Melihat Jihoon ketakutan seperti ini. Soonyoung kembali mengingat perlakuan brengseknya kepada Jihoon.
"Eomma, appa... appa sudah kembali eomma, ayo kita pelgi ke pasal malam. Eomma bilang kalau appa pulang kita bisa belmain belsama."
"Hana, ba-bagaimana? Bagaimana Hana tau?"
"Di tas kecil Hana eomma letakkan gambal appa. Appa tampan, eomma yeoppo!" Malangnya, gadis kecil ini tak tau, bahwa sosok yang ia tunggu, sosok yang ia puji tampan adalah penyebab tak sempurna fisiknya.
"Turunlah nak. Hana belum makan siang. Ayo makan dulu." Jihoon mencoba mencari peralihan.
"Appa, Hana mau makan belcama appa, eomma. Jebal" jihoon bisa apa sekarang? Sosok yang ia hindari kini tengah berdiri di depannya memasang wajah memohon.
Jihoon kalah telak. Membiarkan Soonyoung menyuapi putrinya. Ia sempat menawarkan makan siang untuk Soonyoung, namun dijawab "aku sudah makan di kantor tadi."
PENDEK AJA~
maaf ya nunggu lama banget :") pusing banget di keadaan kek gini malah males akunya :")
Stay safe temen2 semua. Jangan lupa makan makanan bergizi dan minum vitamin. Banyak minum air putih dan jangan lupa berjemur di jam 10 pagi cukup 10 menit saja. Jangan malas cuci tangan dan mohon banget plis jangan keluyuran. Di rumah aja, kita putuskan tali penularannya. Semoga kita semua dalam lindungan Tuhan. Semoga dunia lekas membaik ❤❤❤❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
247 • SOONHOON
FanfictionKesakitan ini tak akan berhenti jika aku hanya diam. Aku tahu diri, darimana aku berasal. Tenang saja, aku akan kembali ke tempat aku dimana berasal. Setelah aku pergi, kau bebas melakukan apapun. Aku, tak kan mengganggumu lagi. -Lee Jihoon. Ternya...