1.

13 1 0
                                    

Le, dalam rangka melepaskan. Secarik kertas perpisahan telah terkirim nyaris tepi kepintu rumahmu.
Ah, Le. Bukan hanya perasaanku yang terus menerus harus bertahan, ternyata paket perpisahan yang kukirim pun perlu perjuangan untuk sampai.
Sekelumit dalih yang terus berkelebat seakan memang kamu mengelak kedatangan secarik surat.
Ketahuilah, Le. Hidupku selalu diperkarakan padahal tak mudah diperkirakan. Bisik-bisik dilematik terus mengukuh desah, resah yang terus membaur mengabur lalu mengubur.
Maafkan cintaku yang terlalu mencintaimu.
Le, Sedari awal pelukmu telah kupilih menjadi rumah yang nyaman sampai aku merasa aman dan kemudian menjadi sempat arogan.
Sempat pula lupa, bahwa sebelum aku. Ayahmu punya andil untuk merasakan nyaman dipelukan -bahkan ada hak untuk memutuskan sebuah hubungan.
Le, bukan sembarang kurelakan kamu pulang.
Semoga lekas selesai amarah ayahmu yang katanya tak kunjung hilang jika saja kamu tetap ku sandang sebagai pujaan.
Le, terimalah secarik perpisahan dariku.
Setidaknya aku mengecup lewat rindu pada sepucuk kertas biru.

Hati TerlatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang