2.

6 1 0
                                    

Le yang dalam sukmaku selalu sempurna.
Hari ini logikaku kembali dibunuh perasaan.
'Ah, pagi sekali kamu sudah gundah'
Haruskah ku katakan bahwa gundahku karenamu? Bukankah terlihat seperti aku yang tak bisa menerima kekalahan? Padahal kemarin malam cincin itu baru melingkar dijari manismu. Dan aku mengukir senyum untuk kebahagian kamu -dan dia.
Tapi pagi ini diam-diam ikhlas itu menghilang. Seakan terbang bersama mimpi yang mendadak ku lupakan.
Le, maafkan.
Dalam konteks yang nyata hatiku benci mengatakan aku menerima sebuah perubahan.

Selamat Le.
Aku menangis untukmu.
Garut, 5 Oktb 19

Hati TerlatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang