Hari ini ntah keberapa kalinya saya menyaksikan senyum kamu merekah bahagia. Kali ini lebih telak, Le. Seseorang disana mempersuntingmu dengan sebongkah mahar lengkap dengan ijab qobulnya.
Hatiku gentar, lututku gemetar.
Sampai didepan matamu, Le. 'semoga kamu tetap bahagia..' senyum ku bingkai, belum dapat selesai.
Hingga langkah menjauh ku rapal sebuah serapah '..hanya jika kamu terlepas dari status istrinya.'
Lalu ku aminkan seyakin-yakinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Terlatih
Poetryhanya segelintir ego yang merubah diri menjadi sekumpulan kata yang nyaris enak di dengar.