10.

5 0 0
                                    

Dalam hidupku, percayalah, Le. Bahwa mencintai dengan segenap jiwa adalah hal yang tabu. Maka semenjak denganmu aku memutuskan untuk belajar mati-matian.

Apa hasilnya? Aku masih bodoh dalam membalas perasaan, terlebih untuk mencurah kasih sayang.

Pada bagian ini aku akan menceritakan bagaimana rasanya menemui kamu saban waktu, mendengar lalu sesekali bercakap tentang makan, hati dan kadang hidup yang seringnya dibangsat-bangsati.

Aku hanya terbiasa.

Suatu masa, narasi sebelum kepergianmu menjadi pecut maha dahsyat 'Cinta; perkara aku tunduk dan berlutut dihadapan segala tentangmu. Meskipun kamu tidak'

Lalu hari setelahnya menjadi mendung tak berujung untukku.

Ah jadi begini rasanya,
Duduk termangu menghitung rindu.

Sudah ku katakan, Le.
Aku hanya terbiasa.
Atau entah mungkin telah tumbuh cinta.

Pada akhirnya menantimu adalah bentuk kekalahanku sebagai manusia dibumi.
Meski telah mengupayakan berbagai hal untuk melupakan, tapi dihatiku masih tersisa untukmu ruang bersinggah.

Hati TerlatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang