04 - Di Dekatmu

1.5K 166 88
                                    

Riuh suara beberapa murid berseragam terdengar berisik di telinga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Riuh suara beberapa murid berseragam terdengar berisik di telinga. Beberapa siswa/siswi nampak tengah berjalan santai memasuki halaman sekolahan yang masih sedikit terlihat lenggang karena masih pagi dan belum banyak yang datang.

Tatapan sesosok remaja dengan seragam senada dengan murid-murid lainnya tampak menerewang jauh di depan gerbang utama sekolahan Antarnusa. Kagum, bahagia, rindu, sedih, haru menjadi satu.

Gatra terkesan karena diperbolehkan kembali bersekolah setelah 2 bulan lamanya dia dikurung dalam suasana rumah baru dan juga keluarga barunya.

Setelah kejadian itu, Surya dan Windy mengurungnya di dalam kamar. Terlebih lagi dengan Niana yang protektif menjaganya di rumah. Takut kalau Gatra kabur. Padahal tidak ada pikiran Gatra untuk kabur. Dia sudah cukup bahagia, meski sosok berbeda membencinya di luar sana.

"Hei!" sapa Tania dari belakang. Kontan membuat Gatra yang masih terkagum menjadi kaget karena ulah iseng gadis tomboy itu.

"Sorry, gue ngagetin, ya?" ucap Tania tanpa dosa.

"Cieeee udah boleh sekolah," ledek Tania pada Gatra.

"Lo lagi lo lagi." Gatra memutar matanya malas.

"Jangan bosqn-bosqn ya sama gue mulai sekarang, karena gue bakalan ada di samping lo, sepanjang waktu."

"Lo gila?"

Tania menggeleng dengan senyum manis menghias wajahnya

"Gue waras dan masih sayang sama lo," terang bangga Tania.

"Serah lo dah ketan!" dengus Gatra kasar.

"Lo panggil gue apa?" cekal Tania membuat pemuda berbahu lebar itu berbalik menghadapnya.

Gatra memutar bola matanya malas. Please, ini masih pagi, Tuhan. Dan gadis ini sudah mengajaknya berdebat tidak penting. Satu langkah Gatra memangkas jaraknya dengan gadis tomboy itu. Sontak tubuh Tania membeku di tempat. Wajah itu mendekatinya dan berhenti tepat di sebelah sisi telinganya kemudian berucap, "Ke-tan!"

Kedua mata Tania melotot. Desiran nafas itu membuatnya merinding seluruh tubuh. Hangat dan mampu membuat jantungnya berdebar kuat keluar dari dadanya.

Gatra membuatnya makin tak berdaya dengan tatapan yang berakhir tepat di depan wajahnya. Membentuk seulas senyuman memikat dan tatapan tajam yang lembut meskipun masih dengan sorot dingin.

Kemudian pemuda itu beranjak meninggalkan gadis tomboy itu dalam kebekuan. Tanpa berniat memutar tubuh guna menegur gadis itu agar tersadar dari bekunya.

"Hoyy!!!"

Bukan Gatra, bukan. Itu sentak salah satu murid. Teman sebangku Tania rupanya. Fanya.

"Ngelamunin apa , woy?!" sahutnya lagi.

"Lo ganggu aja!"

"Kesambet ya lo?"

"Apa sih, kagaklah!"

Same (End)Where stories live. Discover now