09 - Kabur

1.1K 121 43
                                    

Langkah kakinya gontai menyusuri jalan setapak yang tampak basah oleh air hujan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langkah kakinya gontai menyusuri jalan setapak yang tampak basah oleh air hujan. Kaki kecilnya menapak tanpa alas. Bahkan sampai ada beberapa luka di sana. Tergores dan mengeluarkan sedikit darah.

Isaknya meredam, kalah oleh suara gerimis yang masih jatuh kepermukaan tanah. Membuat baju seragamnya pun basah dan begitu kotor.

Gatra mampu keluar dari gudang itu. Pintunya memang tak dikunci oleh David dan juga ikatan di tangannya sudah di renggangkan. Tapi bukan hal mudah bagi Gatra untuk kabur dan selamat begitu saja.

Penyakitnya di tengah usahanya keluar dari gudang bekas tempat penyimpanan udang para nelayan. Dan sialnya lagi David telah membuang obat-obatannya sembarangan, membuat Gatra makin kepayahan mencari serakan obatnya.

Tubuh itu berjalan sempoyongan. Dadanya terasa sesak hingga rasanya panas merambat penuh keseluruh tubuh. Peluh tak henti mengujur di pelipis wajahnya hingga membuat lepek rambut hitamnya.

Jantungnya berdegup tak beraturan. Gatra sudah tak kuasa memikulnya. Dia butuh seseorang untuk menolongnya. Dia butuh sesuatu untuk melenyapkan segala kesakitannya saat ini.

Dan tanpa aba-aba, tubuh Gatra itu ambruk di atas aspal gang tak jauh dari sepeda motornya yang tergeletak begitu saja disana. Jalanan begitu sepi. Memang seperti ini, jalan arah ke kompleks perumahannya memang terbilang jarang orang lewat. Tapi tak begitu sepi juga seperti malam ini.

Mata itu mengayun lambat terbuai oleh tiupan halus angin malam itu. Hingga di ambang kesadarannya, gendang telinganya sempat menangkap sebuah teriakan. Tak asing baginya.

"B-bun-da ..." gumamnya lirih. Derap langkah yang ia yakini bukan hanya satu orang mendekatinya. Gatra mengucap syukur berkali kali.

Hingga kegelapan menariknya paksa dalam kedamaiannya. Entah sampai kapan. Yang pasti, sakit itu lenyap terurai dengan kesadarannya yang hilang saat itu juga.

Dengan sisa tenaga dia beranjak keluar dari dalam gudang dan memang sungguh malang nasibnya. Gatra dihadang beberapa preman yang entah dari mana asalnya. Ada dua orang dan satunya mengenakan jaket tertutup topi di kepalanya.

Gatra yang memang sudah sangat lemah terpaksa pasrah dengan luka lebam di sekitar wajahnya. Dia tak bisa melawan. Kekuatannya sudah habis termakan penyakitnya yang memporak porandakan pertahanannya.

...................

"Mama, papa... stop!" teriak Niana. Dia yang duduk di jok belakang mobil memberi instruksi pada Surya untuk menghentikan laju mobilnya. Seketika Surya menurutinya.

"Ada apa, Niana?" Windy berbalik kebelakang, menatap sang putri yang tampak fokus keluar jendela disisi bersebrangan dengannya.

"Ma, Pa, ituu ... motor Gatra." Niana menunjuk kearah sebuah pertigaan yang baru beberapa meter mereka lewati. Surya dan Windy mengikuti arah pandang Niana. Benar saja, disana ada motor Gatra yang tergeletak begitu saja.

Same (End)Where stories live. Discover now