2.

109 9 0
                                    

Author pov

Anisa berada di sebuah danau yang menjadi tempat untuk menghilangkan rasa sesaknya didada.

"Kenapa kau tega melakukan ini di belakang aku  mas, hiks...hiks....hiks"

"Aku kira hiks... aku adalah satu hiks...satunya perempuan yang hiks... kamu cintai"

"Tapi ternyata hiks...hiks...kamu tega hiks...mau nikah sama hiks...perempuan itu hiks...hiks...hiks..."

Tanpa Anisa sadari ada seseorang yang dari tadi memperhatikanya.Lalu laki-laki itu mendekati anisa.

"Ini untuk lo"

Anisa pun mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang meberikan coklat kesukaanya itu.

"Loh..."

"Iya kenapa?kaget ketemu sama gue yang gantengnya masya allah"

"Hidih PD bangett"  Ucap anisa yang tertawa kecil sambil mengusap air mata yang telah membasahi pipinya.

Yaps, Anisa hanya pura-pura tertawa agar orang yang disekitarnya tidak ikutan bersedih melihatnya.

"Nah gitu dong ketawa masak nangis terus"

"Enggak kog tadi tu cuma kelilipan doang" Elak Anisa

"Yakin nih cuma kelilipan doang?"

"Iya beneran. Sini coklatnya" Ucap Anisa sambil menyambar coklat yang dipegang Arvino

"Eh,main nyambar-nyambar aja"

"Biarin wlekk...kamu kan dari dulu juga tau kalo aku tu suka makan coklat, apalagi coklat yang ini.Kamu kog belum lupa sih kalo aku suka coklat ini"

Ya begitulah Anisa, ia adalah seorang yang terus berusaha agar selalu kelihatan bahagia di depan banyak orang, padahal sebenarnya ada masalah yang membuatnya sangat terpuruk.

"Iyalah...masak seorang Arvino lupa sama kesukaan sahabat kecilnya. Lupa sih, emang kebetulan aja gue bawa coklat kesukaan lo."

"Iya deh iya. Oh ya Vin kamu ke Jakarta emangnya mau ngapain?"

"Oh itu, gue disuruh bokap untuk ngurusin perusahaan yang ada di Jakarta, sebenernya sih males bangett"

"Astagfirullahal'azim Vin². Kamu tu harusnya bersyukur masih bisa kerja. Liat di luaran sana masih banyak orang yang pengangguran karena ga ada lowongan pekerjaan."

"Iya ustadzah" Jawab Arvino sambil menggaruk tungkaknya yang tak gatal

"Oh ya, Tadi kamu ngapain nangis"

Arvino sebenernya tau apa penyebab gadis itu menangis. Tadi sebenernya dia mau makan siang di kafe, tapi dia melihat Anisa yang menangis sambil memandangi dua orang yang sedang bermesraan. Dan yang dilihatnya itu ternyata saudara sepupunya. Ia bingung kenapa Anisa menangis sedangkan Gemilang dan Alexa itu emang udah dari dulu menyandang status pacaran. Apakah anisa kenal dengan Gemilang dan kenapa Anisa menangis melihat Gemilang dan Alex berduaan. Pertanyaan itu muncul di kepala Arvino dan sangat bingung dibuatnya, oleh sebab itu Arvino mengikuti Anisa ke Danau. Dia berniat untuk mendapatkan jawaban itu dari Anisa.

Kalo perihal coklat Arvino memang selalu membawa coklat kemana-mana karena sejak dulu Arvino, Anisa, dan Lika sangat menyukai coklat dan itu masih kebawa samapi sekarang. Karena menurut mereka coklat itu bisa menghilangkan mood mereka jika sedang buruk.

"Vin, kamu kenapa sih kog malah ngelamun padahalkan aku dari tadi udah nyeritain panjang lebar ke kamu. Ih nyebelin"

"Eh...iya deh iya gue minta maaf. Ulangin sekali lagi ya..."

"Gak mau. Udah capek-capek bicara eh...malah nggak diperhitiin. Kesel tauk" (Dengan muka cemberut)

"Ya udah oke kali ini gue dengerin"

"Gak mau. Aku mau pergi" Ucap anisa lalu menyambar tasnya dan pergi meninggalkan tempat itu.

"Ica woyy,,,kog pergi sih...masak seorang Arvino yang ganteng ini ditinggal sendirian ditempat ini. Woyyy tungguin" Teriak Arvino yang tidak digubriss oleh anisa.

#Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama.🌻

Keikhlasan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang