Setelah kesedarannya kembali, Airin terlihat kebingungan karena seingatnya dia terakhir kali tertidur dikamar terlalu mustahil untuk dia bangun di halte bus oke bukan itu permasalahannya dia bangun dihalte bus lebih tepatnya dibahu seorang pria. Airin biasanya akan menonjok pria yang sembarang menyentuhnya tapi karena pria iti adalah Devian dia melupakan kebiasaan lamanya itu.
"Lo seharusnya nggak main-main dengan hantu, mereka makhluk yang nggak bisa dikasih hati"
"Tunggu, maksud lo gua barusan aja dirasuki hantu gitu?"
Devian mengangguk mengiyakan pertanyaan Airin.
Devian membantu Airin untuk berdiri, meskipun masih merasa lemah Airin memaksakan dirinya untuk tetap kuat, berbahaya jika dia lengah sedikit maka roh akan leluasa untuk memasuki tubuhnya.
"Dev lo punya hutang penjelasan ama gua"
Devian menghentikan langkahnya lalu membawa masuk Airin ke sebuah restoran lalu memesan makanan.
"Ngapain lo ngajak gua masuk kesini? Gua mintanya penjelasan bukan diajak makan"
"Rin muka lo pucat banget, makan dulu yah habis makan gua bakal jelasin"
Mereka akhirnya menyantap sup hangat, sembari makan Airin sesekali memperhatikan Devian. Cara makan pria ini sedikit menyita perhatiannya, Devian...keren.
"Oke gua dah makan, please jangan cari alasan lagi"
"Lo emang perempuan yang nggak sabaran"
Devian menghelas napasnya lalu memperbaiki posisi duduk tanda kalau apa yang dia ingin bicarakan adalah hal yang serius.
"Didunia ini, ada beberapa manusia yang terlahir dengan bakat spesial yah meskipun gua nggak bisa bilang kalau lihat hantu adalah suatu bakat oke skip aja. Lo punya darah manis sementara gua terlahir dengan darah hitam"
Airin mengangkat sebelah alisnya, dia sungguh tidak mengerti apa yang barusan Devian katakan. Darah manis? Hitam?
"Para hantu sangat suka dengan darah manis, karena dengan darah itu mereka bisa lebih kuat sementara gua tidak para hantu nggak suka dengan darah hitam mereka bakalan terbakar jika terkena setitik darah gua"
Dia menyeruput kembali es teh. Mungkin haus
"Dan Airin lo terlahir dengan darah normal tapi karena ada sesuatu yang mungkin pernah terjadi dimasa lalu sehingga darah lo berubah jadi darah manis"
Airin semakin bingung dibuat Devian
"Jadi maksud lo, kemampuan gua ini bukan bawaan dari lahir? Tapi gua nggak ingat apa yang gua lakuiin sampai bisa dapat kemampuan sialan kek gini"
"Lo nggak boleh ngomong kek gitu Rin, apapun yang Tuhan kasih ke elu sekalipun adalah ngeliat Hantu yang mungkin menurut lo kagak ada manfaatnya tapi percaya nggak ada yang sia-sia dari kemampuan lo"
"Jadi darimana lo tahu kalau kemampuan gua ini bukan bawaan dari lahir?"
"Dari bekas luka yang ada dibelakang leher lo"
Airin segera meraba lehernya dan Devian benar soal luka itu. Airin pernah bertanya kepada Omanya bagaimana dia bias mendapatkan luka itu dan Oma mengatakan bahwa luka itu dia dapat waktu Airin masih kecil dia bermain dibelakang taman rumah dan mendapat luka sayatan.
Devian tiba-tiba berdiri dan mendekat ke arah Airin lalu tiba-tiba menyentuh leher Airin yang membuatnya merasakan sensasi seperti dibakar.
"See? Lo merasa seperti terbakar kan? itu karena luka itu lo adalah dari makhluk halus mereka pernah melukai lo"
"Tapi alasannya apa Dev? Gua nggak tahu salah gua apa sehingga mereka pengen banget gua bias liat mereka"
"Semua punya alasannya Airin dan untuk mendapatkan jawabannya lo harus mencari tahu. Tapi gua nggak nyaranin buat lo nyari tahu jawaban itu, bahaya, dan....gua nggak mau sesuatu berbahaya terjadi sama lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doll : The Terror of Daisy
HorrorAirin Pinka wanita yang memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak bisa di lihat oleh manusia normal lainnya. Hidupnya berubah tatkala hantu yang mati penasaran meminta bantuannya dan dari semua itu terkuat satu-persatu rahasia besar yang d...