When I Lost...

4.2K 253 2
                                    





"Jaehyun-aa.." seorang pria bermata bulat memanggil lirih pria tampan didepannya yang sedang asik dengan benda persegi pipih.

"hmmmm..?" hanya gumaman yang diterima Doyoung, sedang Jaehyun masih asik dengan benda ditangannya tanpa berniat mengalihkan pandangannya barang sedikitpun.

Doyoung membuang nafas lelah, "aku ingin bicara."

"hmmm, ia bicara saja hyung. Aku akan mendengarkan." Jaehyun berucap tapi masih tanpa mengalihkan pandangannya.

"aku mau putus." Ucap Doyoung lirih. Sontak Jaehyun menghentikan aktivitasnya sejenak, alisnya terangkat sebelah menatap Doyoung yang tengah menunduk. Lantas melanjutkan lagi aktivitas dengan ponselnya, bertanya seolah tak mempedulikannya, "kenapa?"

"tidak, hanya... mungkin sudah tidak cocok?"

"ada alasan lain?"

Doyoung terdiam, memainkan tautan jarinya sendiri. Ia gugup, bingung. Doyoung menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan. Doyoung merasa udara di ruangan semakin menipis, ia bahkan kesulitan bernafas. Rasanya dadanya kini sakit sekali.

"kenapa diam? Jawab Kim Dongyoung!"

Doyoung tersentak mendengar nada tinggi dari pria kesayangannya itu, "kurasa Irene lebih pantas untukmu."

"hah? Irene?"

Doyoung mengangguk mengiyakan. Jaehyun lantas meletakkan ponselnya, berdiri menghampiri Doyoung yang duduk diseberangnya. Jaehyun menarik kursi yang diduduki Doyoung agar menghadap padanya.

"a-aku tau.. kau dan Irene.. a-aku tak apa.. a-aku tak marah.. a-aku juga tahu.. k-kau lebih cocok deng—"

Ucapan Doyoung terputus dengan ucapan tegas dari Jaehyun, "apa yang kau tau?"

"a-aku tau k-kau.. m-mencintai..nya.. a-aku tau s-semua J-jae.." Doyoung terbata merasakan aura Jaehyun yang semakin menggelap.

"hah? Apa? Siapa mencintai siapa? Bagaimana bisa kau—" Jaehyun memijat pelipisnya, "—apa buktinya?"

Doyoung dengan susah payah menelan salivanya, haruskah ia mengatakan yang sebenarnya? Haruskah ia mengatakan apa yang telah ia lihat? Haruskah Jaehyun tau jika Doyoung melihat jelas ia berciuman dengan wanita cantik itu. Sedangkan status Jaehyun masih kekasihnya (?).

Doyoung memang mencintai Jaehyun dengan sepenuh hati, tapi Jaehyun memperlakukan Doyoung seakan memintanya segera pergi. Tapi Doyoung masih bertahan, selama Jaehyun hanya bersama dirinya. Kini Jaehyun lebih mencintai orang lain, lantas Doyoung harus melakukan apa selain melepaskan?

"bukti? Itu tak penting Jae. Yang paling penting sekarang ini aku mau putus dengan mu Jae!."

Jaehyun masih terdiam menatap Doyoung yang terus menunduk. Menyadari tak ada respon dari pria yang dicintainya itu, Doyoung memberanikan diri menatap Jaehyun. Dengan tatapan memelas Doyoung memohon. "t-tolong, lepaskan aku Jae."

Jaehyun berbalik berjalan meninggalkan Doyoung, tangannya mengepal di kedua sisi tubuhnya. Matanya terpejam menahan amarah, ia tak ingin termakan emosi kali ini, "tak akan Kim.!"

Doyoung bangkit dari duduknya lantas mengekori Jaehyun, "kenapa Jae? Bukannya akan membuatmu lebih tenang. Selama ini kau tak mencintaiku bukan? Jadi buat apa hubungan saling menguntungkan ini dilanjutkan?"

Jaehyun menghentikan langkahnya, masih menahan amarahnya. Ia menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan, berharap amarahnya segera mereda. Hubungan mereka berdua memang hanya sebatas hubungan saling menguntungkan. Jaehyun yang tak ingin kehilangan hak warisnya, pun Doyoung yang tak ingin dijodohkan. Jadi mereka sepakat untuk mencoba menjalin hubungan.

Namun sayangnya Doyoung yang terbiasa dengan adanya Jaehyun di sisinya, ia pun terjebak dengan perasaannya sendiri. Ia mencintai Jaehyun, sangat. Meskipun Jaehyun tak pernah memperlakukannya dengan baik, Doyoung tetap mencintainya.

Tapi sekarang ini, Jaehyun benar – benar tak ingin Doyoung pergi darinya. Bukan lagi hubungan saling menguntungkan yang ia rasakan. Ada sebagian dari dirinya yang menginginkan kehadiran Doyoung dikesehariannya.

"tentang hak warismu, tenang saja Jae.. kau akan tetap mendapatkannya bukan jika kau segera menikah dengan Irene nanti?"

"STOP KIM..!! hentikan omong kosongmu itu!"

Doyoung tersentak, ia memang sudah biasa dibentak oleh Jaehyun. Tapi mengapa kali ini rasanya sungguh sakit? Doyoung bergetar menahan air matanya agar tak jatuh.

"k-kenapa? a-aku benar kan? Kita menjalin hubungan memang karena k-kau yang menginginkan warisan dari orang tuamu dan a-aku yang tak ingin dijodohkan. Lantas dimana yang salah?—"

Jaehyun terdiam berbalik menatap Doyoung yang bahkan masih setia menunduk, berbicara tanpa menatap dirinya. "—tapi aku terjebak dengan perasaan bodohku. Awalnya ku pikir hubungan kita akan baik-baik saja, asalkan kau selalu bersamaku, aku tak akan mempermasalahkan kau mencintaiku atau tidak. Tapi.. a-aku salah.. "

"salah? Apa yang salah?"

"k-kau.. aah tidak.. a-aku sadar, k-kau tak bahagia hidup denganku. K-kau lebih cocok jika bukan denganku. Aku.. aku tak ingin menahanmu lebih lama, aku tak ingin di cap egois. A-aku akan melepaskanmu—"

Suara Doyoung tercekat, ia tersedak dengan liurnya sendiri. Bodoh.! Bagaimana bisa ia meminta orang yang dicintainya dengan sangat pergi dengan orang lain. Sedangkan dirinya hancur tak tersisa. Selama ini mungkin ada banyak alasan yang membuat Doyoung harus pergi dari kehidupan Jaehyun, tapi satu alasan yang terus menahannya agar tak pergi ialah karena ia mencintai Jaehyun. Tapi kali ini ia tak ingin bersikap egois lagi.

"—menahanmu lebih lama denganku bukan hal yang terbaik untuk kita. Aku tak ingin terlalu berharap lagi."

Jaehyun membuang nafasnya kasar, "lantas, bagaimana jika aku yang tak ingin melepaskanmu.?"

Ucapan Jaehyun berhasil mengalihkan pandangan Doyoung dari lantai marmer yang sedari ia tatap, "apa maksudmu? Tidak..! kumohon jangan bercanda Jae.."

"apa aku terlihat bercanda dimatamu?"

Doyoung menggeleng, ia tertawa namun tersirat kesedihan dalam tawanya. Jaehyun mengernyitkan dahinya. "aku serius.! Aku tak akan melepaskanmu. Tak akan.!"

"Jaehyun.. ku mohon, dengarkan aku.. aku bukan wanita cantik, manis, dan bisa memberikanmu keturunan. Oke mungkin ada beberapa pria spesial di dunia ini, tapi itu bukan aku, mungkin. Jadi buat apa kita terus menjalin hubungan ini? Sampai kapan kita akan terus membuang waktu?—"

Doyoung menjeda menatap lekat manik pria tampan yang selama ini ia cintai, "—dengar, mulai sekarang sebaiknya kita saling melupakan. Oke...! Jadi, ayo kita putus."

"jadi, kau sungguh ingin kita putus Kim?"

"ya."

Kali ini Doyoung benar – benar sudah memantapkan hatinya untuk meninggalkan orang yang selama ini ia cintai. Cinta pengorbanan dan cinta pembodohan itu adalah cinta yang rasanya sama. Sama – sama hanya merasakan sakit.

"apa kau tak bisa memikirkannya lagi?"















"apa kau tak bisa memikirkannya lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-bucin chitta-

Forelsket [JAEDO] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang