When I Lost... [Part 2]

3.9K 254 1
                                    



'apa kau tak bisa memikirkannya lagi?"





Doyoung terdiam, ia mendengar suara Jaehyun penuh permohonan. Tapi kali ini ia sudah memantapkan hatinya. Doyoung tak ingin goyah. Doyoung terus memberikan dirinya sendiri kekuatan agar tidak melemah lagi.

"Jae.. bahkan aku sudah berpikir ribuan kali untuk mengatakan hal ini padamu—" Doyoung menjeda, ia mengambil nafas panjang dan membuangnya perlahan, mengatur nada suaranya agar tidak tergagap, "—aku yang sangat mencintaimu ini memang sungguh bodoh. Kau.. kau terlalu banyak menyakitiku sialan.! Kau keparat tampan!"

Jaehyun tersentak, Doyoung membentaknya? Doyoung menaikkan nada suaranya? Jaehyun tak pernah sekalipun melihat Doyoung yang termakan emosi seperti itu. Selama ini Doyoung dimatanya adalah seorang pria manis yang sangat penyabar, penyayang, dan penurut. Apa Doyoung benar – benar hancur? Apa selama ini ia benar – benar membuatnya terluka?

"aku.. aku tau hyung.. aku mintaa maaf. Tolong berikan aku satu kesempatan lagi hyung. Aku tidak akan mengecewakanmu. Aku.. aku akan mencintaimu hyung."

Doyoung menggelengkan kepalanya keras, ia tak ingin mendengar apapun lagi. Ia tak ingin lemah karena perasaannya pada pria tampan yang sialnya sangat dicintainya itu.

"hentikan Jae.! Ku mohon, hentikan—" air mata Doyoung tak bisa dibendung lagi, ia menangis di depan pria kesayangannya, "—a-aku sudah terlalu muak Jae.. a-aku lelah.. aku lelah bertahan.. aku tak ingin semakin terluka Jae. Jadi.. tolong lepaskan aku."

Jaehyun menggeleng, ia menarik Doyoung kedalam pelukannya. Jaehyun merasa benar – benar menjadi pria brengsek yang melukai pria yang punya hati rapuh seperti Doyoung. Hati Jaehyun ikut merasakan nyeri.

Jaehyun ingin memberikan ketenangan pada Doyoung dengan memeluknya. Jaehyun merasakan kehangatan dari tubuh Doyoung, ia menghirup aroma Doyoung. Ia merasakan ketenangan. Bodoh! Ia merutuki dirinya sendiri, mengapa dirinya baru menyadari saat pria manis didekapannya ini akan pergi. Kenapa tidak dari dulu saja. Jaehyun bahkan tak pernah menghargai Doyoung, ia tak pernah mengindahkan keberadaaan Doyoung selama ini.

Doyoung yang sangat perhatian dengan dirinya. Doyoung yang sangat mempedulikannya. Doyoung yang selalu mencintainya. Tapi ia mengabaikan semua itu. Jaehyun merasa menjadi orang yang paling bodoh di dunia.

"hyung... ku mohon, jangan pergi. Jangan tinggalkan aku." Jaehyun memohon, didekapnya tubuh Doyoung erat – erat.

Semakin Jaehyun mengeratkan pelukannya, Doyoung pun semakin memberontak ingin lepas. Tapi Jaehyun sama sekali tak bergeming, kekuatan Doyoung tidak ada apa – apanya dengan dirinya. Jaehyun bahkan tak bergerak sedikitpun.

"ku mohon Jae.. lepaskan aku.. kau hanya akan menyakitiku Jae. Kau ingin terus menahanku? Kau ingin terus aku merasakan sakit? Kalau memang itu mau mu, kenapa kau tak membunuhku langsung saja. Dengan kau bersikap begitu pada ku, sama saja kau membunuhku perlahan Jae—" Doyoung mengatur nafasnya, "—jadi kumohon, kali ini lepaskan aku Jae."

"maaf hyung.. ku mohon, maafkan aku.. aku menyesal. Jangan begitu hyung."

"baiklah, jadi Jae.. lepaskan aku seperti aku melepaskanmu—" Doyoung mengambil nafas panjang, melepas perlahan. Meyakinkan dirinya sendiri, "—dengan Irene, kau akan bahagia Jae."

Jaehyun melepaskan renguhannya, memegang kedua bahu sempit Doyoung, "hentikan.! Kenapa kau selalu membicarakan wanita itu hyung?"

"i-itu karena kau m-mencintai..nya?" sedikit ada keraguan dikalimat yang diucapkan Doyoung. Jaehyun mengernyitkan dahinya bingung.

Forelsket [JAEDO] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang