Misunderstanding

4.5K 289 8
                                    





Bruuukk...

"heei, dimana matamu?"

"m-maaf.."

Emosi pemuda kelinci itu tersulut saat tanpa sengaja ada seseorang yang menabrak tangannya dan membuat minuman yang ia pegang tumpah mengenai kemeja dan celananya. Sedangkan pemuda yang menabraknya terus menunduk menggumamkan kata maaf.

"yaa..! Doie.. sudahlah, kau menakutinya," pemuda manis disebelah pemuda kelinci itu menarik lengannya dan mengajaknya pergi sebelum emosinya semakin membludak.

"yaa..! Chitaa, kenapa kau menarikku! Aku belum puas memarahinya.!"

"aku lapar, jadi ayo kita makan dulu. Kantin sudah semakin penuh. Oke.!" Final Ten –si pemuda manis.

Doyoung –si pemuda kelinci hanya bisa mendengus kesal mendudukkan dirinya di salah satu kursi kantin.

Sudah hampir tiga bulan berlalu. Semakin hari, Doyoung semakin sensitif, ia sangat mudah marah bahkan hanya karena hal kecil seperti tadi. Doyoung juga lebih banyak murung. Doyoung adalah pemuda yang ceria, tidak pernah semurung, sepemarah, dan bahkan sesensitif ini.

"kenapa sih Doy, marah – marah terus?" sambil menyodorkan nampan yang berisi makanan ke depan Doyoung, Ten mendudukkan dirinya di samping Doyoung.

"kenapa? masalah?"

Ten mendengus kesal, jika bukan karena dirinya lapar. Sudah bisa dipastikan Doyoung tidak akan bisa mengikuti mata kuliah selanjutnya. "Jaehyun?" Ten bertanya sambil asik menikmati santap siangnya.

"Jaehyun sibuk."

"hei, kalian ada masalah?"

"..."

"mau cerita?"

"..."

Ten mendengus kesal, aaah ingatkan Ten kalau Doyoung sedang dalam mode moody. "ayo nanti kita ke rumah sakit Doy, periksa. Aku khawatir, tiba – tiba saja sahabatku ini jadi bisu. Aku tak ingin disalahkan eomma appa membuat anaknya sampai tak bisa berbicara seperti ini."

"YAAA...!!"

"eeh, sudah bisa bicara?"

"brengsek..!"

"kalau Jae tau kamu mengumpat, abis.!"

"bisa diam?"

Melihat ekspresi Doyoung yang berubah sendu itu meluluhkan hati Ten. Doyoung menunduk dalam. "okee, kamu mau cerita?"

Doyoung menoleh menatap manik Ten lekat, matanya berkaca – kaca. Ia ingin menangis, tapi sudah lelah.



Flashback on

"hyung, ayo kita pulang~" Jaehyun menarik pelan lengan Doyoung yang tengah sibuk menatap deretan toko –toko yang ada di Mall.

"sebentar Jae,"

"ayo kita kembali besok hyung,"

"tidak Jae, aku perlu sekarang. Lagian kenapa kamu minta buru – buru pulang sih?"

"aku lapar hyung,"

"Jae, aku belum mengerjakan papper, aku perlu barang – barang ini untuk mengerjakannya.jadi kamu harus menungguku sampai aku menemukan semua barang yang ku perlukan. Oke.!"

Forelsket [JAEDO] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang