-five-

605 156 61
                                    

Jangan lupa voment ya?  ●︿●
(。’▽’。)♡



🌸🌸🌸🌸



Jatuh cinta itu—menurut kalian yang bagaimana? Soalnya kini hatiku benar-benar dilanda rindu. Biar mereka memberi julukan tak tau diri karena keputusanku untuk tetap memertahankan rasa ini.

Setelah menunggu hampir satu jam-an, akhirnya mobil sport warna merah itu menghilang dari halaman rumah Baekhyun. kaki ini melangkah riang menapaki jalanan aspal yang mungkin hanya sekitar 5 meter telah sampai.

Tanpa mengetuk pintu atau membunyikan bel langsung saja aku menuju kamar sahabatku. Baekhyun nampak tertidur pulas dengan posisi terlentang, mungkin karena menyadari keberadaanku, matanya terbuka perlahan disusul senyum secerah mentari itu.

Lelaki itu memosisikan diri menjadi duduk, ia menepuk-nepuk tempat di sebelahnya. “kemana saja?” tanyanya setelah aku duduk dan menyodori donat yang baru saja kubeli. Lelaki manis itu membuka mulut dan menggigit kecil.

“tadi aku mengantar Chanyeol berbelanja.”

Kunyahan Baekhyun terhenti. Ia memandangkan dengan sebelah alis menukik. “kau ada hubungan dengan Chan?”

Gelengan kencang kuperlihatkan. “hanya teman sekelas. Kau juga tahu, ‘kan?”

Baekhyun menolak donat yang kusodorkan. Ia mengambil tisu dan membersihkan bibir.

“donatnya tidak enak?”

“yang beli donat siapa?”

Tanya dibalas tanya. Aku sedikit kesal. “aku Baekh.”
“enak suapi lagi.” Dengan sedikit linglung tangan ini terjulur untuk menyuapi Baekhyun. lelaki itu sering tersenyum saat memandangku.

“jangan terlalu dekat dengan Chanyeol, Kyung.”

Wajah Baekhyun memelas. Ia meletakkan tangan di pahaku, tangan Baekhyun terasa hangat. Anak ini terlihat masih belum sehat. “kenapa memang?”

“pokoknya tidak boleh!”

Aku terkekeh kecil kala Baekhyun menggesekkan hidung kami. “jadi kau tidak suka aku memiliki teman?”

Bibir Baekhyun mengerucut. “Chanyeol itu laki-laki.”

“lantas?”

“siapa tahu dia punya rasa dan niatan lebih.”

Aku terkekeh kecil. “kau juga laki-laki, kan?”

“tapi, ‘kan Kyung!”

“apa kau juga punya rasa yang lebih untukku.” Kemudian Baekhyun hanya diam.

Aku tersenyum kalem menanggulangi kecanggungan ini. tahu kalau akan berakhir begini.

“Baekhyun sudah makan?”

Lelaki itu menggeleng. “aku sangat malas makan kalau bukan kau yang menyuapi, Kyung.”

Jadi Baekhyun juga tidak mau makan kalau yang menyuapi Sakura. Karena di atas meja itu ada bubur yang kelihatannya belum lama. “ingin makan apa?”

“makan soup saja. buatanmu.”

“astaga kau ini kekanakan sekali, hem? Kau pikir aku ibumu?”

Lelaki itu terkekeh kecil ketika aku mencubit hidungnya gemas.

“iya ibu aku anakmu.” Tanpa sadar cubitan tanganku di hidung Baekhyun berubah menjadi elusan lembut di rahangnya. Baekhyun memang kurang kasih sayang. Orang tuanya mendewakan pekerjaan. Dan dia sangat manja padaku jika sedang sakit.

173-174 CmWhere stories live. Discover now