Siluet [Chapter 4]

6.5K 596 300
                                    

Author's POV

Setelah mereka berpisah,kini hanya tanjiro bersama nezuko yang menyusuri jalan itu.
Cukup lama mereka menelusuri namun tak ada satu keberadaan oni pun yang terlihat.

srrk...srrk...
Angin malam memainkan ranting juga dedaunan di hutan itu.
Cahaya rembulan yang tadinya bersinar terang kini mulai tertutup awan hitam.

"Suasananya berubah?"
batin tanjiro melihat keadaan sekitar.

Srrk!
Kini suara berbeda dari sebelumnya terdengar dari semak di belakangnya.

Dengan cepat tanjiro mempersiapkan nichirinnya.
sambil berjalan mendekat ke arah sana,memeriksa apakah ada keberadaan oni.

Namun saat semak itu dibuka,tak ada seorang pun disana.

"Perasaan disini seperti ada--"

Suatu aroma tiba-tiba muncul dari balik tanjiro, aroma yang tak asing lagi di hidungnya.

Tebakan itu terbukti benar saat dia membalikkan badannya,

Kibutsuji muzan!

muzan memperlihatkan senyuman tipisnya,seperti merasa senang telah bertemu lagi dengan bocah itu.

"Lama tak bertemu,tanjiro-kun."

Amarah tanjiro semakin meningkat mendengar suara muzan.
Orang jahannam itu ada di depan matanya setelah lama tak bertemu.

"Kau..."

Tanjiro mengencangkan genggamannya,tapi itu tak menggetarkan muzan sama sekali.

"Mati kau,KIBUTSUJI MUZAN!!!"

Nichirinnya mengeluarkan suatu jurus pernafasan,berhasil memberi luka pada muzan.
Tapi luka itu sembuh dalam beberapa detik saja.

Tang!
Nichirin itu terlempar dari tangannya,

Muzan menangkap pergelangan tangan tanjiro,kemudian membanting keras ke tanah.

"Khak!"

Tanjiro terkapar di tanah,
kekuatan muzan bagai tak ada tandingan dengannya.

Mengetahui kakaknya dalam bahaya,tiba-tiba nezuko keluar dari kotaknya.

"Grrrhhh..."

Dia mengamuk dan mulai menyerang muzan dengan mengeluarkan berbagai teknik darah, namun semua meleset.

"Aku tak perlu campur tanganmu juga"

Muzan menendang perut nezuko sampai dirinya terlempar jauh, menabrak batang pohon besar.

Tak hanya disitu saja,muzan mengeluarkan teknik darah yang memunculkan duri penusuk dari tanah untuk mengurangi darah nezuko.

"HNGGGHHH!!!"

Nezuko berteriak kesakitan,darahnya mengalir,membasahi tanah di sekelilingnya.

"lihat,itulah akibat jika mencampuri urusanku."

Tanjiro geram,melihat adik kesayangannya kesakitan.
Namun tubuhnya masih terasa sakit akibat serangan muzan.

"yamero..."

Muzan berjalan ke arahnya,mengangkat wajah tanjiro.

Muzan berjalan ke arahnya,mengangkat wajah tanjiro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oi,hanya segini saja kekuatanmu,bocah?"

Kemudian membanting wajahnya ke tanah.

"Kukira pembasmi iblis dengan mudah memenggalku,tak kusangka kau selemah ini."

"Yah justru itu lebih baik,karena yang kubutuhkan sekarang adalah..."

Sekali lagi muzan mengangkat wajah tanjiro.

"Tubuhmu"

Muzan membuka mulutnya, memasukkan lidahnya ke dalam mulut tanjiro.
Melumat segala isi rongga mulut itu.

"Hmph!"

Berusaha meronta pun tak bisa,serasa tubuhnya dikendalikan muzan sendiri.

Muzan membuka seragam tanjiro perlahan,memasukkan tangan ke dalamnya.
Jarinya mulai meraba dan menelusuri dada datar tanjiro.

"Hnnh! Uhuk...uhuk..."

Lumatannya kini terlepas,namun jemari muzan masih terus menelusuri tubuh tanjiro yang hangat.

"Hannh..keparatt kau...muzan..."

Mendengar itu,muzan tersenyum.

"Kenapa? kau ingin lebih? baiklah,akan kuturuti ucapanmu~"

"Hah?! tidak,aku tidak meminta.Hnggh!"

Lidahnya mengusap telinga tanjiro,mengakibatkan rasa geli disana.

"Hentikan..."

Posisinya semakin lama semakin menurun, dari telinga menuju leher,
dari leher menuju dada.

"Haanh...haah...berhenti!"

Tanjiro menarik rambut muzan,berusaha melepaskan makhluk jahannam itu dari tubuhnya.

"Kenapa? kau menikmatinya?"

"Menikmati,hahh...apanya?!"

"Kau memang sangat jujur,tanjiro-kun,tapi tubuhmu jauh lebih jujur"

Jari dan lidahnya makin meliar semakin muzan mendengar desahan tanjiro yang semakin terdengar.

"Akh!muzan...hanhh..."

Ingin tanjiro menghentikan pikirannya yang mulai dikuasai muzan,tapi tubuhnya merasa nikmat walau membenci makhluk itu.

"ashiteru yo,tanjiro-kun..."

"hah?"

Muzan mengangkat wajahnya, dia menghadap tepat pada tanjiro.

"aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu."

Tanjiro terdiam seribu bahasa,
makhluk yang selama ini dia benci bisa-bisanya jatuh cinta setelah apa yang telah dia lakukan.

"Bagaimana bisa? setelah apa yang kau lakukan,kau bilang kau menyukaiku? pembohong!"

tapi aroma muzan berkata bahwa dia jujur.

Muzan menundukkan kepalanya,berusaha untuk memilah apa yang harus dikatakan.

"Aku merasa bersalah telah melakukan itu,tanjiro. Aku tau dosaku ini tak bisa dimaafkan siapapun bahkan makhluk sepertiku tak layak dikasihani olehmu.

Aku hanya ingin bisa mendekatimu,tapi aku tak tau apa yang harus dilakukan.
Sisi gelapku berkata jika membunuh keluargamu adalah satu-satunya cara agar kau mengejarku.
Dengan begitu aku bisa terus merasakan kedatanganmu.

Namun aku sadar,apa yang kulakukan adalah kesalahan terbesarku."

Muzan menatap rembulan yang menerangi gelapnya hutan,surainya dimainkan angin sepoi di malam itu.

"Kau mengejarku karena membenciku,bukan menyukaiku."

"Aku lebih terlihat seperti tokoh antagonis dalam cerita yang mengharapkan cintamu,Tanjiro."

Dia menatap wajah tanjiro lagi.

"Dan sebentar lagi,pangeranmu akan datang untuk menyelamatkanmu dari genggaman makhluk jahat ini."

Benar kata muzan,sebuah suara langkah kaki seseorang mendekati mereka berdua.

Orang itu menampakkan wajah geramnya setelah melihat keadaan tanjiro saat ini.

clang!
diacungkan nichirinnya pada muzan.

"lepaskan dia,keparat..."

------------------------------------------
Tbc...

maafkan hamba,para reader.
Berbagai UH dan tugas tidak membiarkan thor melanjutkan.
jadinya lama updatenya
(QwQ

Sebagai permintaan maaf,thor akan berusaha membuat 2 chapter untuk hari ini.

Terimakasih sudah bersama menunggu dan stay tune,semuanya!  ( ˘ ³˘)♥




Siluet (Sabitox Giyuu x Tanjiro xMuzan) ||kimetsu no yaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang