Perkenalan

11 1 0
                                    

Kirana lekas duduk di bangku kosong itu sebelum ada yang mendudukinya, di bangku ke 4 dekat jendela. Setelah menyimpan tasnya di atas meja sembari menunggu teman sebangku, Kirana refleks menoleh ke belakang namun, dengan canggung ia beralih mengambil buku tulis di dalam tasnya.

Kirana hanya merenung sendiri, mencorat-coret belakang halaman buku tanpa hasrat dan sesekali mengetuk meja dengan pensil di tangan kirinya.

Aku harus berubah. Jika aku begini terus, percuma saja perjuanganku selama ini. Ayo Kirana! Beranikan dirimu! Hanya mengatakan Hai! saja kenapa sulit sekali bagimu? (Batin Kirana semangat).

Suasana serasa bagai kuburan bagi Kirana. Syukurlah Jangkrik tidak ikutan nongol. Dia tak sedikitpun hendak berdiri dari tempatnya untuk mencari Teman, padahal inilah waktu yang tepat untuk mencari Teman baru di hari pertama masuk Sekolah. Bahkan sekedar bergerak dari tempat duduknya dia tak minat. Lagi PMS Bu?

Tukkk..... Tukkk

Cewek yang duduk di belakang bangku Kirana, mengetuk kursi Kirana dengan Spidol. Cewek itu menegur Kirana secara spontan. Sepertinya dia ingin berteman atau hanya sekedar penasaran.

“Hai! Namamu siapa?”. Tanya Cewek itu tersenyum hangat. Sesekali ia terlihat menarik ujung jilbabnya yang jatoh kembali ke atas bahu.

Kirana sempat gafok (Gagal Fokus) karena kaget, akan tetapi dengan cepat menguasai diri dan membalas seruan Cewek itu walaupun sedikit kaku.

“A-Aku? Na-Namaku Kirana".

“Hai Kirana! Salam kenal yah. Namaku Vira dan ini Mika, Sepupuku". Jelas Cewek itu semangat sembari memperkenalkan dirinya dan Teman sebangkunya yang notabene Teman sebangku sekaligus Sepupunya. Mika hanya tersenyum singkat lalu kembali tidur.

Tak berselang lama. Disaat mereka saling berkenalan tiba-tiba datang Seorang Cewek yang hendak duduk disamping Kirana.  Ia bertanya sembari menunjuk bangku yang kosong.

“Apa ada yang menempati bangku ini?”.

“Tidak ada”. Kirana mulai sumringah.

“Boleh aku duduk disini?”. Tanyanya sopan.

“Ya. Silahkan.". Kirana membalasnya dengan tersenyum.

“Terima kasih.” Cewek itu menggeser sedikit bangkunya ke belakang sebelum duduk disamping Kirana.

Kirana melirik Cewek yang akan menjadi Teman sebangkunya dengan perasaan senang. Akhirnya dia punya Teman sebangku.

DEG.........

Teman sebangku. Mungkinkah dia sama saja?

Disaat pikiran Kirana berkabut, Vira sudah memulai start duluan. Baru saja Teman sebangku Kirana duduk. Tasnya saja masih di punggung, Vira lekas menanyakan perihal tentang Cewek itu hingga membuat Kirana terkejut. Harusnya kan dia yang nanya duluan. Kasihan derita anak Introvert.

“Namamu siapa?."

“Tika.” Timpal Cewek itu berbalik ke arah Vira. Kirana hanya ber-oh ria mendengarnya sembari manggut-manggut.

Vira hendak mengulang memperkenalkan Sepupunya kepada Tika namun, Mika terlihat tidur dengan pulas.

Dengan cemberut tangan Vira menarik rambut Mika yang lebat hingga membuat Mika tersentak kaget bersamaan dengan helaan tertahan Kirana dan Tika.

"Napa sih Lo Ikan buntel? Ganggu orang tidur aja!." Sembari mengelus rambut pendeknya yang seperti Laki-laki.

"Tiap hari kerjaanmu tidurrr mulu. Emangnya di rumah kamu ngapain aja sih? Ngeronda?!."

Ketika CINTA harus MEMILIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang