part 8

36 6 3
                                    

Happy reading!

Saat ini waktu di jam weaker Nara sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun ia masih belum bisa memejamkan matanya.

Ada beberapa hal yg mengganggunya saat ini. Dari mulai perubahan sikap Bimo terhadapnya,dan sikap Nirmala yg seperti akan pergi jauh kemana saja.

Nara meraih gelas di atas nakas dan meminumnya,namun airnya hanya tersisa sedikit. Ternyata berfikir juga bisa bikin haus.

Nara membuka pintu kamarnya perlahan karena tidak mau mengganggu tidur orang rumah,terutama Ale yg kamarnya bersebelahan dengan Nara.

Ia melangkahkan kakinya menuju Dapur dan membuka kulkas. Ia menuangkan air ke gelasnya dan segera beranjak untuk naik ke kamarnya.

Saat ia melewati ruang keluarga,ia melihat Gunawan sedang duduk sambil menyenderkan tubuhnya ke sofa.

Perlahan Nara menghampiri Gunawan dan berniat menyapanya. Namun ia urungkan saat melihat wajah lelah ayah kesayangannya ini.

Wajahnya terlihat sangat lelah dengan lengan kemeja digulung sampai ke sikut, dasi yg sengaja dilonggarkan, lalu jas yg sudah terlepas dan berada disampingnya.

Nara menyentuh dengan sayang rahang tegas milik Gunawan. Ia bisa hidup serba berkecukupan karena kerja keras sang ayah.

Gunawan yg merasakan ada yg menyentuhnya perlahan membuka matanya dan mendapati putrinya sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Sayang, ko belum tidur? Hey,kenapa nangis? Putri ayah kenapa?" Tanya Gunawan sambil membawa Nara kedalam pelukannya.

Nara menyimpan gelas yg sedari tadi ia pegang dan langsung berhambur ke dalam pelukan sang ayah. Ia membenamkan wajahnya di dada bidang sang ayah.

"Nara kenapa? Mau cerita?" Tanya Gunawan sambil mengelus sayang rambut Nara.

"Ayah, maafin Nara ya. Nara sering banyak maunya, sering minta ini itu sama ayah, jadi ayah harus banting tulang sampe kecapean kaya gini." Ucap Nara sambil mendongakkan kepalanya.

"Nara ga pernah repotin ayah. Ini tugas ayah buat cari nafkah. Ayah juga ga keberatan buat menuhin semua permintaan Nara. Yg penting Nara bahagia,ayah juga ikut bahagia sayang." Jawab Gunawan.

Mendengar jawaban itu, membuat air mata Nara semakin deras. Ia sangat sangat bersyukur mempunyai ayah pengertian seperti Gunawan, ia sangat bersyukur mempunyai bunda penyayang seperti Nirmala, ia sangat bersyukur mempunyai Abang yg siap melindunginya seperti Ale.

"Nara sayang sama ayah." Ucap Nara setelah tangisnya mereda.

Gunawan tersenyum sambil menjawil hidung mancung Nara. "Ayah lebih sayang sama Nara." Jawab Gunawan sambil mencium kening Nara.

"Tidur gih,udh malem loh ini." Titah Gunawan sambil melihat jam dinding yg berada di ruang tamu tersebut.

"Iyaa,ini juga mau naik ke atas. Ayah kalo mau tidur jangan disini, gaenak yah. Mending di kamar sama bunda." Ucap Nara sambil berdiri.

"Iya,nanti ayah ke kamar. Kamu keatas aja duluan." Jawab Gunawan.

Nara mengangguk dan segera naik ke kamarnya karena kantuk sudah melandanya akibat menangis.

🍭🍭🍭

Hari ini hari sabtu. Hari favorit semua orang,dimana mereka bisa bersantai santai tanpa harus memikirkan PR dan tugas sekolah.

Seperti Nara saat ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi namun ia tidak berniat untuk beranjak dari kasur Queen size nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang