malam ini hujan turun dengan deras dan diiringi oleh kilatan petir yang menyambar. hal itu adalah sesuatu yang Joisha takutkan, sejak kecil gadis itu memang takut saat mendengar suara petir yang menggelegar. jika dulu ia bisa bersembunyi dipelukan ibu nya namun sekarang ia hanya bisa meringkuk dibalik selimut nya sambil menutup kedua telinga nya rapat-rapat.
setelah kejadian beberapa hari yang lalu, dimana ia dibentak oleh Adam. sejak saat itulah Joisha merasa suasana hati nya menjadi buruk hingga berpengaruh pada fisiknya yang menjadi mudah lelah. namun untung saja Daniel akhir-akhir ini lebih sering menemuinya, dengan keberadaan lelaki itu Joisha merasa cukup terhibur.
kilatan cahaya di luar terlihat dari balik jendela dan disusul suara gemuruh yang menyeramkan. rasanya gadis itu ingin lari saja lalu menemui siapapun yang bisa ia peluk. sayang nya Mba Wendy sedang pulang kampung, jika ia ada mungkin Joisha akan lari ke kamar nya dan bersembunyi disana.
TOK TOK TOKK!
suara ketukan di pintu mampu membuat Joisha terperanjat kaget. perlahan ia bangkit lalu membuka kunci pintu kamar nya dengan ragu. begitu ia membuka pintu, seketika petir menyambar dengan suara yang lebih kencang dari sebelumnya dan listrik langsung padam saat itu juga.
"AAAAA!!" jeritan gadis itu cukup membuat telinga berdenging. ia berjongkok sambil menutupi kedua telinganya dengan tangan dan memejamkan matanya kuat-kuat. orang yang datang itu ternyata adalah Adam, lelaki itu juga cukup terkejut dengan keadaan Joisha yang sepertinya sangat ketakutan.
"ini gue Jo!" Adam segera merengkuh tubuh Joisha yang bergetar. lelaki itu mengusap rambut panjang gadis itu dengan lembut, berusaha menenangkannya.
"sstt.. tenang Jo, gue disini." bisik lelaki itu lembut.
Adam segera menuntun Joisha menuju tempat tidurnya, tak lupa sebelum itu ia menutup pintu dan mengunci nya terlebih dahulu. mereka pun kini berbaring bersama dengan posisi gadis itu memeluk Adam erat seolah takut ia akan pergi meninggalkannya.
"takut Dam... suara petir..." gadis itu berbisik lirih, suaranya bergetar tanda bahwa ia benar-benar ketakutan.
"sst... ga usah takut, ada gue disini Jo..." Adam tak berhenti menenangkan gadis itu, ia terus mengusap punggungnya dengan lembut bahkan sesekali ia mendaratkan kecupan kecil di puncak kepala gadis tersebut.
setiap kali petir menyambar, Joisha selalu terhenyak kaget. ia memeluk Adam semakin erat dan menyembunyikan wajahnya pada dada bidang lelaki itu.
"ssstt... tenang Jo."
"jangan pergi."
"gue ga akan pergi, gue disini."
beberapa jam kemudian hujan mulai mereda begitu pun dengan suara petirnya. Joisha sudah mulai tenang, bahkan kini ia tertidur lelap di pelukan Adam. sedangkan lelaki itu sama sekali tidak bisa memejamkan matanya.
ia ingat sekali bagaimana Joisha bisa memiliki trauma pada suara petir, suara benturan yang keras bahkan suara bentakan sekali pun. lelaki itu sudah menemani Joisha hampir setengah dari umur hidupnya. dengan begitu ia sangat hapal perubahan pada gadis itu, bagaimana gadis itu tumbuh semakin dewasa dan cantik. Adam sangat mengenal Joisha lebih dari siapapun, selain dari orang tuanya.
"jangan... jangan pukul ibu-" Joisha bergumam lirih, sepertinya ia sedang bermimpi. mendengar hal itu, pikiran Adam langsung buyar. ia kembali berusaha menenangkan gadisnya itu.
keringat mengalir di sekitar dahi Joisha, dengan lembut Adam menyeka keringat itu dengan tangannya sendiri sembari sesekali menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik itu.
"jangan ayah-"
tak kuat mendengar racauan gadis itu, Adam segera membangunkan Joisha dengan menepuk-nepuk pipinya pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kostan Sebelah || VJOY
FanfictionSebuah cerita tentang seorang gadis yang hidupnya selalu diganggu oleh sosok makhluk dari masa lalu. started : 27 Juli 2019 status : on going finished : - SLOW UPDATE!